Moskow (Antara Kalbar) - Amerika Serikat tidak memenuhi
kewajibannya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Suriah, kata
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Kamis (22/9).
"Kami prihatin mengenai cara kesepakatan tersebut disabotase oleh
sejumlah tatanan, dan tentu saja, pasukan anti-pemerintah di Suriah
serta pendukung asing mereka," kata Ryabkov kepada media lokal.
"Pihak AS tak bisa menjamin dipenuhinya sejumlah unsur kesepakatan
ini, yang kami saksikan dalam beberapa hari belakangan," kata Wakil
Menteri Luar Negeri Rusia itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang
dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang. Ia menambahkan Washington tidak
memisahkan pasukan gerilyawan moderat Suriah dari pelaku teror.
Serangan udara baru-baru ini oleh koalisi pimpinan AS terhadap
militer Suriah "adalah perkembangan dramatis berkaitan dengan
kesepakatan yang kami bicarakan tersebut. Itu adalah serangan langsung
terhadap landasannya", katanya.
Sementara itu, Ryabkov juga
mengatakan usul AS untuk melarang setiap operasi pesawat di sejumlah
wilayah Suriah takkan berhasil.
"Saya kira rencana ini
takkan berhasil, setidaknya sampai Amerika Serikat dan pihak lain yang
terlibat dalam proses ini menjamin pelaku yang relevan, yang menyaksikan
perang sebagai satu-satunya cara menyelesaikan masalah tersebut,
berhenti menggunakan kekerasan," kata Ryabkov.
Militer
Suriah pada Senin (19/9) mengumumkan berakhirnya gencatan senjata
tujuh-hari yang diperantarai oleh Amerika Serikat dan Rusia, tanpa
berbicara mengenai kemungkinan perpanjangan, kata kantor berita Suriah,
SANA.
Rusia pada Selasa menyatakan harapan bagi pemulihan
gencatan senjata di Suriah lemah, setelah serangan koalisi pimpinan AS
terhadap militer Suriah dan pemboman terhadap rombongan kemanusiaan.
AS tak Penuhi Kewajiban dalam Kesepakatan Gencatan Senjata Suriah
Jumat, 23 September 2016 15:02 WIB