Jakarta (Antara Kalbar) - Mamalia laut yang terjaring oleh nelayan di
wilayah perairan Kubu Raya, Kecamatan Padang Tikar, Kalimantan Barat
(Kalbar), dipastikan adalah jenis lumba-lumba tanpa sirip (Finless
Porpoise).
Hal ini dibuktikan melalui hasil tes DNA yang
dilakukan selama tujuh bulan terakhir oleh BKSDA Kalimantan Barat
bersama WWF-Indonesia, dan Indonesian Biodiversity Research Centre
Universitas Udayana kata Manajer Program WWF-Indonesia Kalimantan Barat
Albertus Tjiu di Jakarta, Selasa.
Lumba-lumba tanpa sirip
termasuk ke dalam kelompok Cetacean paling kecil, umumnya berukuran
kurang dari dua meter. Mamalia laut lain yang termasuk ke dalam golongan
Cetacean adalah paus, lumba-lumba dan pesut.
Ia mengatakan
bahwa hasil tes DNA terhadap jenis lumba-lumba tanpa sirip yang dijumpai
di perairan Kubu Raya beberapa waktu lalu, sangat penting mengingat
minimnya data terkait satwa tersebut di dunia.
"Porpoise
berbeda dengan Cetacean lainnya, ia merupakan hewan pemalu dan bukan
hewan akrobatik, sehingga jarang terlihat di permukaan, kecuali saat ia
ingin bernapas. Sedangkan lumba-lumba secara umum sangat interaktif,
senang melompat tinggi sehingga sering terlihat dekat dengan nelayan dan
bisa dilakukan pengamatan," katanya.
Oleh karena itu, ia
mengatakan bahwa penelitian Porpoise menjadi sulit dilakukan mengingat
minimnya perjumpaan dengan satwa perairan jenis ini di berbagai lokasi
di dunia, dan di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian khusus
terhadap spesies itu.
"Untuk itu, bagi kami, penemuan
spesies tersebut di wilayah Kubu Raya menambah informasi penting tentang
keberadaan dan sebaran spesies lumba-lumba tanpa sirip di Indonesia.
Keberadaan mamalia itu nantinya juga akan disampaikan pada acara The 2nd
Southeast Asian Marine Mammal Stranding Network Symposium â¿¿ Workshop â¿¿
Training," ujar dia.
Temuan mamalia laut lainnya, yaitu paus
yang terdampar pada Oktober 2016, di Kecamatan Padang, Tikar, serta
temuan pesut hasil survey WWF-Indonesia sejak 2011, semakin membuktikan
bahwa perairan Kubu Raya adalah habitat penting bagi mamalia laut.
Dari 88 jenis Cetacean yang ada di dunia, 34 diantaranya terdapat
di Indonesia, dan tiga diantaranya bisa dijumpai di wilayah perairan
Kabupaten Kubu Raya dengan komposisi jenis yang lengkap.
Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sustyo Iriyono juga mengatakan bahwa
temuan-temuan itu patut dibanggakan, karena semakin menunjukkan bahwa
Kubu Raya menjadi wilayah yang memiliki keragamaan spesies yang tinggi,
mulai dari daratan sampai laut.
Sosialisasi dan
penyadartahuan kepada masyarakat mengenai keberadaan mamalia laut itu
perlu dilakukan sebagai rencana aksi bersama, mengingat hewan-hewan ini
masuk ke dalam kategori hewan yang dilindungi berdasarkan UU Nomor 5
tahun 2016 dan PP Nomor 7 tahun 1999. Di samping itu, perlu dijaga dan
dilindungi habitatnya, sehingga habitat satwa tersebut bisa ditetapkan
sebagai Kawasan Ekosistem Esensial, ungkapnya.
Tingginya
keanekaragaman hayati di Kubu Raya, perlu upaya konservasi yang
komprehensif. WWF-Indonesia, sejak 2015 telah mendeklarasikan wilayah
penting yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi di Kubu
Raya dengan sebutan Lansekap Kubu.
Pengelolaan berbasis
lansekap atau bentang alam adalah bagian dari strategi WWF-Indonesia
untuk menciptaka efektivitas pengelolaan suatu wilayah.
Sent from my iPhone
Tes DNA Buktikan Lumba-Lumba Tanpa Sirip Kalbar
Selasa, 8 November 2016 12:43 WIB