Pontianak (Antaranews Kalbar) - Menjelang pemilihan kepala daerah Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018, sejumlah nama sudah memastikan diri siap maju melalui jalur partai.
Dari tiga nama yang mendaftar sebagai calon gubernur, satu-satunya yang perempuan adalah Karolin Margret Natasa. Ia masih berusia muda, 35 tahun, dan pertengahan tahun lalu dilantik sebagai Bupati Landak periode 2017 - 2022.
Dalam rilis yang diterima di Pontianak, Jumat, ada beberapa hal yang perlu diketahui lebih lanjut dari Karolin.
Karolin sebenarnya masih berstatus sebagai seorang dokter umum yang aktif. Saat berkunjung ke daerah yang jauh dari ibukota kabupaten, ia selalu membawa seluruh peralatan medis lengkap dengan obat-obatan. Tak hanya bekerja sebagai bupati yang mendengar masukan dari masyarakat, setiap kunjungannya juga selalu disisipi dengan kegiatan 'Pengobatan Gratis'. Termasuk mengunjungi pasien sakit yang tak sanggup untuk keluar rumah lagi.
Sejak kecil, ia sudah hobi berorasi. Dan ini terus berkembang setelah aktif di berbagai organisasi dan kepartaian. Isu dan rasa nasionalisme adalah tema orasi yang selalu ia tampilkan saat beraksi di panggung.
Meski dari provinsi yang penduduknya sekitar lima juta jiwa lebih, namun Karolin meraih suara terbanyak se-Indonesia saat pemilu legislatif Tahun 2014. Ia maju sebagai calon anggota DPR RI Dapil Kalbar dari PDI Perjuangan. Jumlah suaranya hampir mencapai 400 ribu dukungan. Lebih banyak dibanding Puan Maharani anak Megawati Soekarno Putri dan Edhie Baskoro Yudhoyono, anak Presiden SBY kala itu.
Bahkan, saat pemilihan Bupati Landak 2017 lalu, Karolin menjadi calon tunggal dengan perolehan suara 96,6 persen.
Dari sisi usia, sejak dilantik menjadi Bupati Landak tahun lalu, Karolin telah mencatat sejarah di Kalbar. Di usianya yang baru 34 tahun saat itu, dia menjadi kepala daerah termuda yang pernah menjabat di Kalimantan Barat. Jika ditetapkan menjadi calon gubernur oleh KPU 12 Februari mendatang, Karolin juga akan menjadi calon gubernur termuda se-Indonesia.
Karolin juga dikenal sosok yang "galak" oleh anak buahnya. Namun ia mengakui, hal itu dilakukan untuk menerapkan ketegasan dan kedisiplinannya. Termasuk saat memimpin Kabupaten Landak.
Ia memanfaatkan kemajuan teknologi informasi seperti media sosial untuk mengawasi dan menjalankan fungsi pemerintahan. Meski kerap mengunjungi daerah terpencil, ia tetap selalu memantau perkembangan informasi melalui media online dari handphone.
Tidak hanya di seputaran Kabupaten Landak, ia juga menyambangi daerah terpencil lain di pelosok Kalbar. Hampir tak ada daerah yang belum dijangkau ibu dua anak ini. Meski terkadang harus bermalam di hutan, mendaki gunung atau menelusuri riam-riam di pedalaman sungai. Ia hanya ingin lebih mengenal Kalbar sambil menyerap aspirasi dan mengobati orang sakit yang ditemuinya. (Ndo)