Pontianak (Antaranews Kalbar) - Deputi Gubernur BI, Erwin Riyanto mengatakan porsi industri menengah di Indonesia saat ini sangat rendah dan hal itu harus menjadi perhatian semua pihak.
"Di Indonesia industri, UMKM yang mendominasi mencapai 95 persen. Sedangkan untuk menegah hanya di kisaran 3 persen dan sisanya industri besar," ujarnya di Pontianak, Senin.
Dari struktur ekonomi yang ada khususnya untuk industri menengah dibandingkan negara di ASEAN lainnya jauh ketinggalan seperti dari negara Malaysia dan Thailand yang saat ini sudah mencapai di kisaran 20 - 25 persen.
"Konsekuensi dari kondisi yang ada kita tergantung pada ekspor komoditas saja. Industri kita tidak mampu hilirisasi," papar dia.
Ia menyebutkan faktor masih rendahnya industri menegah tidak terlepas dari masih rendahnya kapasitas SDM dan pembiayaan.
"SDM kita masih perlu ditingkatkan. Pembiayaan UMKM saat ini saja 50 persen dari modal sendiri dan 25 persennya dari lembaga tidak resmi. Sisanya sangat kecil dari perbankan untuk pembiayaan tersebut," jelas dia.
Menurutnya BI telah mengeluarkan kebijakan bagaimana perbankan harus menyalurkan ke UMKM untuk pembiayaannya sebesar 20 persen. Namun hingga kini persentase tersebut belum terpenuhi oleh perbankan.
"Saat ini DPR tengah melakukan inisiatif membuat UU kewirausahaan. Kita dari BI mengharapkan agar kebijakan 20 persen untuk pembiayaan dari perbankan bagi UMKM dimasukkan dalam rancangan UU tersebut," kata dia.
(U.KR-DDI/N005)
Porsi industri menengah di Indonesia rendah
Senin, 29 Januari 2018 15:50 WIB