Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pengelolaan Sistem Informasi Desa (SID) yang digaungkan pemerintah pusat ke desa-desa belum berjalan maksimal, kata Direktur LSM Sampan Kalimantan, Dede Purwansyah.
"Kendala sinyal sampai tak memiliki petugas yang fokus mengurus data desa berbasis komputer masih banyak ditemukan," kata Dede Purwansyah di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan, melalui pengelolaan SID, Sampan Kalimantan mencoba memberikan pengetahuan pada perwakilan petugas di 10 Desa Bentang Pesisir Padang Tikar. Harapannya, setelah pelatihannya selesai, pelaku desa dapat bersemangat membangun SID-nya.
Sistem UU No. 6/2014 tentang Desa, pada pasal 86 tentang desa sudah mengatur tentang perlunya sistem informasi di tingkat desa. "Sistem informasi dinilai sebagai sebuah perangkat yang mempermudah akses informasi atas pelayanan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah di tingkat terkecil tersebut," ungkapnya.
Namun kenyatan di lapangan, masih banyak desa-desa yang belum miliki SID yang dapat diakses oleh semua pihak. Kalau pun ada, website desa terkesan hanya syarat dari apa yang menjadi aturan pemerintah pusat, katanya.
"Padahal jika pengelolaan website desa dilakukan dengan maksimal, akan banyak dampak positif didapat, seperti masyarakat luar dapat mengetahui soal desa ke desa lebih detail," ujarnya.
Terkait hal ini katanya lagi, Sampan ingin mencoba memberikan pemahaman pada perwakilan petugas di Bentang Pesisir Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, melalui pelatihan pengelolaan SID, yang pelaksanannya dilakukan 9 hingga 11 Mei 2018.
"Tujuan kita memberikan pelatihan SID pada perwakilan 10 Desa Bentang Pesisir, Padang Tikar sebenarnya ingin mengajak mereka (pihak desa) untuk membangun SID-nya. Dengan terbangun SID di masing-masing desa, promosi dan publikasi ke luar dapat dilakukan dengan mudah," katanya.
Ia mendorong, setelah pelatihan ini terlaksana, pihak desa lebih semangat untuk membangun SID-nya.
"Apalagi di 10 Desa Bentang Pesisir Padang Tikar, ini memiliki banyak kekayaan SDA, mulai dari jenis mangrove yang langka dan lain sebagainya," ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan SID dari Desa Batu Ampar, Rian Agung menyambut positif tentang kegiatan itu. "Saya berharap pelatihan seperti ini terus berlanjut, sehingga kami lebih paham dalam pengelolaannya," katanya.
Sistem informasi desa masih belum berjalan maksimal
Jumat, 11 Mei 2018 14:50 WIB