Pontianak (Antaranews Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta para arsitektur yang akan membangun kawasan perumahan dan bangunan lainnya di daerah itu untuk lebih memperhatikan aspek alam, budaya dan perilaku masyarakat, agar bangunan yang ada tetap memiliki estetika dan keamanan bagi masyarakat.
"Pada Seminar Nasional yang menggambil tema Perkembangan Kota Berbasis Air dalam Perspektif Arsitektur dan Urban ini, saya meminta para arsitektur untuk memahami suatu kawasan yang akan di rencanakan untuk pembangunan," kata Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.
Hal itu disampaikannya, sebab Sutarmidji melihat saat ini banyak aristektur yang ada tidak memahami kondisi daerah yang bakal dibangun, baik memahami kondisi alam, budaya, perilaku masyarakat setempat.
"Pemahaman tentang kondisi alam di suatu kawasan itu penting bagi arsitektur, kemudian pemahaman budaya sekitarnya itu juga penting, serta pemahaman perilaku masyarakat itu juga penting. Kalau itu dikuasai maka mereka tidak bisa menghasilkan suatu karya arsitektur yang bisa mengubah kawasan itu," katanya.
Dia mengatakan dengan arsitektur yang memahami berbagai aspek diatas bisa mengubah kawasan tersebut dan membuat masyarakat menjadi baik serta bisa meningkatkan perekonomian kawasa yang bakal di bangun.
"Dengan memahami aspek-aspek seperti budaya, perilaku masyarakat dan kondisi alam di kawasan tersebut akan membuat masyakarat menjadi nyaman dan memberikan nilai tambah kawasan itu," katanya.
Ia juga memberikan contoh suatu kawasan yang tepian air sebagai substitusi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kabupaten Sanggau yang mana memiliki daerah aliran sungai yang cukup memberi nilai dan peningkatan ekonomian di kawasan tersebut.
"Kemarin saya ke Sanggau Waterfront bagus di sana ada sungai Sekayam yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, saya juga liat keratonnya bagus, sehingga nanti tahun depan kita mulai bangun waterfrontnya sehingga sungai itu terjaga," kata Sutarmidji.
Sebab, kata dia, masyarakat akan menikmati sungai itu karena ada waterfrontnya ketika sungai itu ada ketidaknyamanan dari masyarakat maka mereka protes, sehingga pemerintah daerahnya akan peduli.
Menurut dia, dengan adanya tujuan konsep Sustainable Development dalam perencanaan kota yaitu kesetaraan antara pengembangan urban dengan penjagaan lahan pertanian, hutan dan juga lahan hijau, perlindungan kualitas air dan udara, control atas resiko alam dan teknis, dan perlindungan terhadap wilayah terntu dan terhadap situs-situs bersejarah.
Arsitektur harus perhatikan aspek kebiasaan masyarakat
Minggu, 11 November 2018 19:42 WIB