Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang terus menggalakkan gerakan satu rumah satu jumantik guna memutus penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Singkawang, Kalimantan Barat.
"Diketahui bahwa gerakan satu rumah satu jumantik ini sudah mulai kita lakukan pada 2017 lalu. Gerakan ini dimulai dari Kelurahan Sungai Bulan dan Setapuk Besar Kecamatan Singkawang Utara," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang, Mursalin, di Singkawang, Jumat.
Untuk tahun ini, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan meminta setiap Puskesmas untuk menentukan satu Kelurahan mana yang akan dijadikan sebagai tempat untuk menerapkan kegiatan gerakan satu rumah satu jumantik.
"Jadi inti dari kegiatan ini adalah bagaimana orang yang punya rumah merasa bertanggung jawab terhadap upaya mencegah penyakit DBD yang salah satunya adalah 3M," ujarnya.
Sehingga, orang yang punya rumahlah yang diminta untuk menerapkan pola 3M yakni menutup, menguras dan mengubur atau mendaur ulang barang-barang sehingga tidak ada jentik-jentik nyamuk di tempat tinggalnya.
"Jadi dia yang memantau rumahnya sendiri," ungkapnya.
Mursalin meyakini, bahwa secara teori dan praktek di tempat-tempat yang sudah menerapkan gerakan ini sangat efektif.
"Karena penyakit DBD ini kan memang disebabkan oleh nyamuk yang membawa virus. Sehingga apabila ada virus meskipun nyamuknya tidak bisa berkembang biak, insya Allah penyakit DBD tidak akan bisa ditularkan," jelasnya.
Mursalin menambahkan, dari Januari hingga April 2019 sudah ada sebanyak 58 kasus DBD yang terjadi di Kota Singkawang. "Rata-rata yang terkena DBD adalah anak-anak hingga balita," tuturnya.
Mengingat curah hujan sekarang ini dirasakan cukup tinggi, masyarakat Singkawang diimbau untuk selalu menerapkan 3M.
"Intinya jangan sampai ada jentik-jentik di tempat penampungan air," ujarnya.
Berdasarkan kecamatan, kasus DBD banyak terjadi di Kecamatan Singkawang Tengah, Barat dan Selatan.
"Bersyukur sampai sekarang belum ada penderita DBD yang meninggal dunia dan kita berharap mudah-mudahan tidak ada," ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang, A Kismed mengatakan, dalam upaya pencegahan DBD maka diperlukan peran serta aktif masyarakat.
"Yang penting 3M plus, kalau mau abate silahkan minta ke Puskesmas. Selama persediaan masih ada maka akan diberikan secara gratis," ujarnya.
Menurutnya, untuk melakukan pengasapan (fogging) untuk pembasmian nyamuk dewasa ada kriterianya.
"Artinya, jika ditemukan ada kasus, kemudian berdasarkan hasil penyelidikan epidemologis ada tidak penderita lain dalam radius 100 atau 200 meter. Kalau tidak ada penderita lain berarti penularan bukan berasal dari daerah tersebut melainkan di tempat lain. Maka tidak perlu di-fogging tetapi cukup dilakukan abatisasi," jelasnya.
Singkawang maksimalkan gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
Jumat, 3 Mei 2019 11:10 WIB