Pontianak (ANTARA) - Pegiat nuklir yang juga pendiri Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) Dr Netty Herawati, M.Si menyebutkan bahwa pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalbar membutuhkan regulasi dan dukungan masyarakat luas.
“Untuk mempercepat pembangunan PLTN di Kalbar antara lain perlu kesiapan pemerintah baik pusat maupun daerah terkait aspek regulasi. Selain itu dukungan dan partisipasi masyarakat. Dukungan masyarakat berupa penerimaan ini sangat menentukan kapan dimulainya pembangunan PLTN di suatu negara,” ujar Netty di Pontianak, Selasa.
Ia yang juga peneliti dan dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak menyebutkan bahwa dari aspek regulasi untuk pemerintah pusat sudah ada berbagai kebijakan yang untuk mendukung pembangunan PLTN di Indonesia. Namun untuk memperkuat kebijakan yang sudah ada masih diperlukan pernyataan "go nuklir" dari presiden.
“Adapun kebijakan di tingkat daerah diperlukan kebijakan yang memuat opsi PLTN untuk rencana pembangunan Kalbar melalui RUED, RIPIDA dan RPJMD,” papar dia.
Terkait lokasi pembangunan PLTN sebagaimana Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah memetakan delapan lokasi di Provinsi Kalbar yang cocok untuk pembangunan, menurutnya yang cocok di Kabupaten Bengkayang.
“Dari 6-8 calon tapak di Kalbar yang paling memenuhi syarat adalah tapak di Kabupaten Bengkayang. Hal itu karena mempunyai nilai paling tinggi dilihat dari aspek geografi kependudukan, keekonomian industri dan keselamatan PLTN,” sebut dia.
Ia menyebutkan bahwa sebagaimana diketahui bahwa Kalbar sebagai provinsi yang memiliki sumber daya alam berlimpah, namun tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih rendah dan angka kemiskinan yang tinggi.
“Dengan kondisi yang memprihatinkan tersebut tentu diperlukan upaya keras untuk mengembangkan strategi pembangunan yang tepat untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat Kalbar. Salah satu upaya yg dapat di lakukan adalah mengembangkan sektor industri dan kegiatan ekonomi masyarakat melalui ketersediaan energi listrik yang cukup yakni melalui PLTN,” jelas dia.