Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat memiliki tingkat risiko banjir sedang hingga tinggi, bahkan saat ini juga sedang terjadi banjir yang melanda 6.165 kepala keluarga atau 14.889 warga yang tinggal di 47 desa dan ribuan rumah terendam banjir.
"Dari laporan BPBD Kapuas Hulu, banjir melanda tujuh kecamatan dengan ketinggian air mencapai dua hingga tujuh meter yang terjadi sejak 14 Juli 2021 hingga saat ini," kata Plt. Kapus Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam rilis yang diterima di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Jumat.
Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) khusus wilayah Kapuas Hulu tercatat 20.055 rumah terendam banjir dan 138.357 jiwa yang terdampak pada Tahun 2020 lalu.
Menurut dia, dengan data tersebut dan banjir yang saat ini masih terjadi maka BNPB meminta agar seluruh pemangku kebijakan yang ada di wilayah Kapuas Hulu dapat mengambil segala upaya yang dianggap perlu dalam rangka mitigasi, pengurangan risiko dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.
"BNPB juga mengimbau agar seluruh unsur baik pemerintah daerah maupun masyarakatnya dapat memantau perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan melihat wilayah kajian risiko bencana melalui aplikasi inaRisk BNPB," ucap Abdul Muhari.
Terkait banjir yang terjadi saat ini, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD) Kapuas Hulu mencatat sebaran wilayah korban yang terdampak antara lain 1.147 Kepala keluarga (KK) atau 4.112 jiwa di Kecamatan Hulu Gurung, 649 KK/2.589 jiwa di Kecamatan Silat Hulu, 3.879 KK/6.537 jiwa, di Kecamatan Boyang Tanjung, 190 KK/569 jiwa, di Kecamatan Pengkadan, 118 KK/472 jiwa dan di Kecamatan Bunut Hulu dan 182 KK/610 jiwa di Kecamatan Silat Hilir.
Dari keseluruhan warga yang terdampak, BPBD Kapuas Hulu juga mencatat sebanyak 398 KK terpaksa harus mengungsi dengan rincian 127 KK di Desa Nanga Luan, 89 KK di Desa Entebi dan 182 KK di Desa Bongkong.
Butuh pangan
Butuh pangan
"BPBD Kapuas Hulu telah merangkum sebaran wilayah desa yang terdampak meliputi Desa Nanga Yen, Desa Tepuai, Desa Sejahtera Mandiri, Desa Karya Mandiri, Landau Kumpang, Desa Kelakar, Desa Bugang, Desa Simpang Sinara di Kecamatan Hulu Gurung," kata Abdul Muhari.
Selanjutnya, Desa Dangkan kota, Desa Entebi, Desa Landau badai, Desa Landau rantau, Desa Lebak jemah, Desa Nanga Dangkan, Desa Nanga Luan, Desa Nanga Lungu, Desa Nanga Ngeri, Desa Riam Tapang, Desa Selangkai, Desa Selimu di Kecamatan Silat Hulu.
Kemudian Desa Nanga Betung, Desa Landau Mentail, Desa Nanga Jemah, Desa Riam Mengelai, Desa Sri Wangi, Desa Nanga Sangan, Desa Tubang Jaya, Desa Boyan Tanjung, Desa Mujan, Desa Pemawan, Desa Karya Maju, Desa Nanga Ret, Desa Nanga Danau, Desa Nanga Boyan, Desa Delintas Jaya, Desa Teluk Geruguk di Kecamatan Boyan Tanjung.
Berikutnya Desa Jajang, Desa Mawan, Desa Kerangan Panjang di Kecamatan Pengkadan, Desa Riam Piang, Desa Semangut Utara, Desa Nanga Semangut, desa temuyuk, desa landau apus di Kecamatan Bunut Hulu, Desa Suka Maju dan Desa Tangai Jaya di Kecamatan Mentebah dan Desa Bongkong di Kecamatan Silat Hilir.
BPBD Kapuas Hulu juga mencatat kerugian materil sementara akibat banjir meliputi 961 unit rumah dan 55 unit fasilitas umum terdampak di Kecamatan Hulu Gurung.
BPBD Kapuas Hulu juga mencatat kerugian materil sementara akibat banjir meliputi 961 unit rumah dan 55 unit fasilitas umum terdampak di Kecamatan Hulu Gurung.
Untuk Kecamatan Silat Hulu ada 10 rumah roboh, 427 lainnya terendam, 25 fasilitas umum terdampak, 1 fasilitas pendidikan, 1 perpustakaan, 1 kantor desa, 2 masjid, 1 fasilitas kesehatan, 1 balai posyandu dan 1 unit gedung serbaguna terdampak.
Selanjutnya, 2.097 rumah dan 54 fasilitas umum juga terdampak di Kecamatan Boyan Tanjung dan sebanyak 217 unit rumah dan 7 (tujuh) fasilitas umum terdampak di Kecamatan Pengkadan dan 150 unit rumah terendam di Kecamatan Silat Hilir.
Berdasarkan asesmen sementara Tim BPBD Kapuas Hulu, kebutuhan yang mendesak dalam penanganan darurat antara lain perbaikan kerusakan fasilitas umum yang rusak akibat banjir tersebut, tempat pengungsian sementara, kebutuhan dasar pangan seperti makanan pokok, makanan siap saji, makanan tambahan, makanan pelengkap, MP ASI, air minum dan air bersih.
Sedangkan untuk kebutuhan dasar, kata Abdul Muhari yaitu sandang meliputi selimut, sarung, daster, pakaian dewasa dan anak, handuk, pembalut wanita, perlengkapan mandi dan alas tidur. Kemudian juga kebutuhan kesehatan, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan, bahan pakai habis dan kesehatan lingkungan.
Adapun Kebutuhan darurat lainnya meliputi air bersih dan MCK/Sanitasi, jerigen air, sarana angkutan logistik dan utilitas lainnya seperti bahan bakar minyak, listrik dan jaringan telekomunikasi.
Berdasarkan laporan yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (15/7) pukul 23.05 WIB, tim BPBD Kabupaten Kapuas Hulu masih berada di lapangan untuk terus melakukan pendataan lebih lanjut.
"Dalam upaya tersebut, tim mengalami kendala jaringan telekomunikasi sehingga pelaporan perkembangan data dan informasi menjadi terhambat," ujar Abdul Muhari.*