Palangka Raya (ANTARA) - PLN menyatakan keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Kendawangan, Ketapang - Sukamara, miliki peran sangat strategis dalam memasok listrik di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Barat (Kalbar).
"Tak hanya itu, infrastruktur ini juga menjadi bagian penting dalam mewujudkan interkoneksi listrik se-Kalimantan," kata General Manager PT PLN UIP Kalbagbar Johar Wijaya dihubungi dari Palangka Raya, Selasa.
Johar menjelaskan, kehadiran infrastruktur itu makin memperkuat keandalan listrik di wilayah Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sukamara, sekaligus mendekatkan hadirnya interkoneksi sistem kelistrikan di wilayah Kalimantan.
Melalui proyek ini, PLN ingin menciptakan jaringan listrik lebih andal dan efisien, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah, termasuk di Kalimantan.
"Pasokan listrik yang andal akan mendukung geliat ekonomi masyarakat dan industri," katanya.
Dia mengatakan melalui pencapaian itu, PLN semakin dekat dengan visi besar untuk menciptakan ketahanan energi yang merata dan berkelanjutan di seluruh Kalimantan, termasuk secara tidak langsung juga mendukung swasembada energi Indonesia.
Menurutnya, dengan terbangun sistem kelistrikan saling terkoneksi, akan mampu menghadirkan pasokan cadangan listrik sangat memadai. Terlebih pihaknya juga telah menargetkan proyek SUTT 150 kV Tayan - Sandai rampung di akhir 2025.
"Sistem interkoneksi sudah dibangun, kita saat ini tinggal menunggu SUTT 150 kV Tayan - Sandai. Dengan selesainya proyek tersebut tentu akan meningkatkan pasokan listrik," ujar dia.
Pihaknya pun juga mengapresiasi pemerintah pusat dan daerah, termasuk 16 pemerintah desa yang dilalui jalur transmisi, serta lainnya atas keberhasilan proses pembangunan SUTT 150 kV Kendawangan - Sukamara.
"PLN tidak bisa sendiri dalam menuntaskan proyek yang prosesnya sangat panjang ini. Berkat dukungan semua pihak, semua bisa selesai dengan baik," tutur Johar.*
SUTT 150 kV Kendawangan strategis untuk pasok Kalteng dan Kalbar
Selasa, 21 Januari 2025 16:04 WIB

GI Sukamara. ANTARA/Donefrid Lalang