Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin menilai, penyerapan secara maksimal gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada musim panen dapat menstabilkan harga gabah.
"Bulog Sumut perlu maksimalkan dalam menyerap gabah milik petani dalam memasuki musim panen di Sumut," ujar Gunawan di Medan, Minggu.
Ia mengatakan sejumlah sentra produksi padi yang tengah memasuki musim panen adalah seperti di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun maupun Tapanuli.
Lebih lanjut, menurutnya, setidaknya ada 800 ribu ton gabah yang akan dihasilkan selama masa panen pada Februari tersebut. Terlebih jika GKP yang diserap merupakan jenis GKP yang dipanen secara manual dengan tenaga manusia.
Karena menurut Gunawan, saat ini di petani GKP yang beredar paling murah harganya di kisaran Rp5.800 per kilogram yang dihasilkan secara manual tenaga manusia.
"Sementara harga gabah di atas Rp6.000 per kilogram saat ini dari mesin pemanen padi. Jadi kalau GKP yang diserap di harga Rp6.500 adalah GKP dari hasil panen manual maka besaran harga GKP dari mesin otomatis akan lebih tinggi, dan akan lebih tinggi jika kilang swasta juga menyerap gabah ke petani," tutur dia.
Gunawan mengatakan idealnya Bulog Sumut memang menyerap gabah, dibandingkan dengan penyerapan beras karena gabah bisa disimpan untuk waktu yang lama.
"Harapan ke depan Bulog lebih maksimal dalam menyerap gabah petani, maka akan terlihat berapa stok cadangan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Oleh karena itu, penyerapan ini merupakan dari upaya dalam meningkatkan stok tersebut, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dalam satu periode tertentu.
Sebelumnya, Perum Bulog Kantor Wilayah Sumut menargetkan penyerapan 12.000 ton gabah kering panen (GKP) atau 6.000 ton setara beras dari petani lokal dapat terealisasi di wilayah ini sampai April 2025.
Rincian penyerapan setara beras di kantor cabang Bulog, antara lain untuk Kantor Cabang (KC) Medan ditarget 1.500 ton, KC Asahan 3.500 ton, dan KC Pematangsiantar ditarget 1.000 ton.