Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 85 petani jeruk yang tersebar di 67 desa di Kabupaten Sambas saat ini telah menerapkan teknologi Modifikasi Ramli Gapura (Moraga) dalam meningkatkan produktivitas tanaman jeruk.
Teknologi Moraga yang lahir dari Desa Gapura di tangan petani atas nama Ramli mampu membuat jeruk berbuah sepanjang tahun dan produktivitas berkali lipat dari dengan budidaya seperti kebanyakan yang ada. Untuk jenis jeruk beragam mulai siam, madu dan madu susu.
"Panen bisa belasan kali dalam setahun dan kalau biasa hanya 2- 3 kali saja. Pada saat awal tanam yakni 2018 lalu saya menanam 170 batang dan kini bisa panen 70 kg per batang dalam setahun atau bisa mencapai 10 ton semua," ujar Ramli di Sambas, Sabtu.

Menurutnya selain produktivitas tinggi, dengan Moraga harga jeruk lebih tinggi karena kualitas terjaga serta pasar untuk komoditas unggulan Kabupaten Sambas dan bahkan Kalbar tersebut sudah ada.
"Kita sudah ada pasar khusus dan diterima dengan harga tinggi. Jadi petani Moraga semua berhimpun dan kita siap tampung dengan harga yang jauh lebih tinggi. Saat ini permintaan dalam tiga hari bisa 165 ton. Daya mampu kami hanya masih 22 ton," jelas dia.
Ia menjelaskan kunci dari teknologi Moraga yakni selain mulai dari bibit juga melakukan pemupukan secara rutin agar mutu buah yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Pola pemberian pupuk ini dilakukan agar kondisi tanaman sehat dan mampu tumbuh dengan baik, berbunga dan berbuah secara berkelanjutan.
"Penting juga mengatur masa panennya dengan pemangkasan terhadap pohon, sehingga dalam satu pohon tumbuh kembang buah jeruk berbeda dalam setiap tingkatan. Terdapat tujuh tingkat dalam satu pohon. Setap tingkatan memiliki masa panen yang berbeda-beda pula. Pengaturan masa panen juga berkaitan dengan pasar dan harga," jelas dia.