Pontianak (ANTARA) - Intan Liana dengan cekatan membuat kerajinan dari keladi air yang sebelumnya telah dilakukan proses pembersihan dan lainnya untuk dianyam menjadi pot bunga dan tempat tisu. Dalam sehari untuk kerajinan tersebut bisa diproduksi mencapai lima buah. Aktivitas membuat kerajinan dilakukan di rumahnya yang beralamat di Jeruju, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Aktivitas sebagai perajin keladi air untuk berbagai produk dilakukan sejak 1989. Ia sendiri merupakan generasi kedua karena orang tuanya sebelumnya juga merupakan perajin keladi. Keahlian membuat produk kerajinan didapat dari orang tua. Keahlian itu pun kini ditularkan juga ke anak dan keponakannya agar terus lestari hingga kini dan pada masa mendatang.
Menurut Intan, keladi air tumbuh liar di pinggir Sungai Kapuas dan tidak sulit ditemukan. Untuk mendapatkan bahan baku keladi air, selain ia mencari sendiri juga memberdayakan masyarakat di sekitar Sungai Kapuas untuk mensuplai. Total ada 10 orang saat ini yang sudah diberdayakan untuk suplai bahan baku yang dihargainya Rp100 per kilogram.
Untuk pasar produk yang dihasilkan tidak sulit baginya karena dari berbagai pihak melibatkannya dalam pameran mulai dari pemerintah, perbankan hingga lainnya. Selain itu juga ada pemesanan dari berbagai kegiatan. Belum lagi dijual secara online melalui instagram.
"Alhamdulillah pemasaran produk masih lancar. Bahkan kita membatasi karena keterbatasan untuk produksi karena jumlah SDM masih terbatas," ucap dia.
Untuk produk yang dihasilkan beragam mulai pot bunga, tempat tisu, tas dan lainnya sesuai diminta konsumen. Harganya juga variatif mulai Rp7.000 hingga Rp600.000 per buah.
Saat ini ia juga gencar menularkan keahliannya sebagai perajin. Beragam pelatihan yang difasilitasi para pihak ia berikan dengan harapan aktivitas pemanfaatan keladi air bisa menjadi sumber pendapatan keluarga dan juga bisa lestari. Hanya saja hingga kini yang serius untuk menjadi kerajinan tersebut sulit ditemukan.
"Saya sudah banyak melatih namun mereka hanya belajar untuk diri sendiri dan belum serius untuk bisnis. Padahal saya siap menampung dan memberdayakan sebagai sumber ekonomi keluarga. Namun demikian saya tetap akan mencari orang - orang yang serius untuk itu agar kerajinan ini lestari dan sumber rezeki karena peluangnya ada dan besar," papar dia.

Manfaat KUR BRI
Dalam mengembangkan usaha kerajinan untuk bisa tumbuh dan memenuhi kebutuhan konsumen, Intan tidak terlepas dari peran hadirnya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sejak 2016 ia sudah memanfaatkan KUR Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp10 juta. Kemudian pada 2020 Kembali memanfaatkannya dengan nilai Rp35 juta.
Menurutnya dengan KUR BRI membantu dalam hal memenuhi permintaan dari kalangan pemerintah yang perlu modal untuk produksi karena dalam pembayaran pemerintah butuh proses dan waktu. Selain itu permintaan juga dalam jumlah banyak.
Pembinaan dari Bank BRI serta layanan produk lainnya seperti QRIS BRI sangat membantu usahanya untuk berkembang dan tumbuh. Ia sangat berharap ke depan dukungan dari semua pihak termasuk dari BRI terus hadir agar produk lokal seperti yang dihasilkannya lestari dan membantu ekonomi keluarga.

BRI Gencarkan KUR
Branch Office Head BRI Pontianak, Ardika Prasetyo mengatakan pihaknya terus menggencarkan penyaluran KUR. Hal itu sebagai upaya dalam memajukan UMKM atau ekonomi masyarakat. Adapun strategi dilakukan yakni dengan menghadirkan mantri di setiap desa atau kelurahan baik di Pontianak atau di Kubu Raya yang merupakan wilayah kerjanya.
Menurutnya dengan mantri KUR tersebut memberikan kemudahan proses dan keputusan. Jika dokumen lengkap maka di hari tersebut juga pengajuan KUR bisa diterima atau diproses.
Dengan hadirnya KUR dapat mendukung pelaku usaha untuk berkembang dan tumbuh. Dengan hal itu juga mampu menyediakan lapangan kerja baru dan menggerakkan ekonomi daerah.
"Kami dari perbankan terus mendukung dan menyalurkan KUR agar UMKM bisa berkembang dan tumbuh," kata dia.