Kubu Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya berkomitmen membangkitkan kembali kejayaan daerah sebagai salah satu sentra produksi pangan, khususnya padi, di Kalimantan Barat.
"Upaya optimalisasi lahan pertanian ini akan terus kita lakukan meski di tengah keterbatasan anggaran dan alih fungsi lahan yang makin meluas. Kami juga akan mendorong pemerintah desa untuk untuk memanfaatkan lahan-lahan produktif dan saya sangat optimis kita bisa meningkatkan produksi pertanian serta mampu mengembalikan surplus beras di Kubu Raya," kata Bupati Kubu Raya Sujiwo saat melakukan penanaman padi serentak di Kecamatan Sungai Raya, Rabu.
Menurut Sujiwo, target tahun 2026 menjadi negara swasembada pangan, dipastikan pastikan terwujud jika semua pihak bisa berkolaborasi, terlebih saat ini TNI dan Polri juga ikut terlibat dalam program swasembada pangan yang dicabangkan Presiden Prabowo dan Wapres Gubran.
Bupati menyampaikan keprihatinannya atas menurunnya luas lahan produktif, terutama untuk padi. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten, DPRD, Pemerintah Provinsi, hingga Pemerintah Pusat untuk kembali memetakan potensi lahan dan menyelaraskan langkah dengan program nasional.
"Kita tidak boleh lemah semangat, ini momentum untuk bangkit. Kubu Raya dulu pernah menjadi lumbung padi di Kalbar, bahkan peringkat kedua setelah Sambas. Kita petakan kembali, aktifkan titik-titik produktif, maksimalkan lahannya," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kubu Raya, Awaludin, turut menjelaskan bahwa upaya optimalisasi tetap dijalankan secara maksimal meski dalam kondisi efisiensi anggaran. Salah satu program andalan tahun ini adalah Optimalisasi Lahan (OPLAH) yang ditargetkan mencakup 6 ribu hektare lahan padi.
"OPLAH ini bekerja sama dengan TNI di lapangan dan untuk tanaman selain padi seperti jagung dan hortikultura, kita bekerja sama dengan Polri. Harapannya dari 6 ribu hektare ini, frekuensi tanam bisa ditingkatkan dari satu menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun,” jelas Awaludin.
Varietas padi yang digunakan dalam program ini antara lain Impari 3-2, yang sudah disesuaikan dengan karakteristik tanah di Kubu Raya. Bantuan berupa pestisida dan insektisida juga telah diberikan kepada petani, meskipun belum dapat menjangkau seluruh wilayah akibat keterbatasan dana.
Pihaknya mencatat, tahun lalu produksi gabah Kubu Raya mencapai sekitar 60 ribu ton, sementara kebutuhan ideal untuk ketahanan pangan daerah mencapai 100 ribu ton. Penurunan luas lahan baku sawah dari 34 ribu hektare menjadi 28 ribu hektare menjadi tantangan utama yang perlu diatasi melalui langkah strategis.
"Kami menyadari tantangan ini adalah konsekuensi dari perkembangan wilayah dan kebutuhan pemukiman. Namun, dengan extensifikasi di luar kawasan kota dan perencanaan yang tepat, kita yakin kekurangan ini bisa ditanggulangi," kata Awaludin.