Pontianak (ANTARA) - Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Pipit Rismanto mengatakan Kalbar ditetapkan sebagai tuan rumah Panen Raya Nasional komoditas jagung yang akan digelar pada 2 Juni 2025 mendatang.
"Hal ini menegaskan posisi Kalbar sebagai provinsi unggulan dalam pengembangan pertanian jagung modern berbasis teknologi dan pasar di Indonesia. Kegiatan ini direncanakan akan dihadiri oleh bapak Presiden RI Prabowo Subianto, Menteri Pertanian, Kapolri, dan sejumlah pejabat tinggi negara, serta menjadi bagian dari program strategis nasional dalam mewujudkan swasembada jagung dan peningkatan kesejahteraan petani," kata Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Pipit Rismanto saat saat membuka Rapat Koordinasi Tentang Program Ketahanan Pangan dan Kesiapan Panen Raya Jagung Nasional di Ruang Graha Khatulistiwa Polda Kalbar, Pontianak, Kamis.
Pipit menegaskan, momentum panen raya bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi titik tolak memperkuat posisi Kalbar sebagai provinsi percontohan jagung modern.
"Ini bukan hanya soal seremoni panen raya, tetapi momen penting untuk menunjukkan bahwa Kalbar punya potensi besar menjadi provinsi percontohan pertanian jagung modern. Kita punya lahan subur, SDM yang kuat, dan dukungan lintas sektor yang solid," tuturnya.
Ia menilai Kalbar telah menunjukkan kemajuan dalam mengubah pola pikir kelompok tani dari sekadar mengejar kuantitas, menjadi petani yang berorientasi pada kualitas dan efisiensi produksi.
"Jagung tidak cukup hanya dijemur. Harus melalui proses pengeringan dengan grain dryer agar kadar air bisa mencapai 14 persen dan aflatoksin di bawah ambang batas. Tanpa itu, hasil panen kita akan terus ditolak pasar," kata Pipit.
Kapolda juga mengungkapkan kebutuhan pakan ternak di Kalbar mencapai 30 ribu ton per bulan, yang selama ini sebagian besar masih dipasok dari luar Kalimantan.
"Inilah peluang besar. Kalau produksi kita berkualitas dan berkelanjutan, maka kita bisa penuhi kebutuhan pakan lokal, bahkan ekspor. Kita punya PLBN dan pelabuhan sebagai keunggulan logistik strategis," katanya.
Lebih lanjut, Irjen Pipit meminta seluruh pemangku kepentingan, termasuk kepolisian di daerah, untuk berperan aktif dalam mendukung produktivitas sektor pertanian jagung.
"Polres-polres kita harus evaluasi kinerjanya. Mereka tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga harus jadi bagian dari penggerak produktivitas pertanian. Sinergi itu kuncinya," katanya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah Kalbar yang disebut telah menunjukkan komitmen kuat dalam menyukseskan agenda prioritas nasional di bidang pertanian.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Ria Norsan menyampaikan apresiasi atas ditunjuknya Kalbar sebagai tuan rumah kegiatan berskala nasional ini, seraya menekankan bahwa program tersebut sejalan dengan visi Presiden RI dalam memperkuat ketahanan pangan.
"Saya menyambut baik kegiatan ini sebagai wujud komitmen dan semangat tinggi terhadap upaya mewujudkan ketahanan pangan, baik di daerah maupun secara nasional," kata Norsan.
Ia menjelaskan bahwa Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Kalbar pada tahun 2024 telah mencapai 73,1 persen, yang masuk kategori baik. Capaian tersebut didorong oleh penguatan pada tiga aspek utama yakni ketersediaan, akses, dan pemanfaatan pangan.
Di Kalbar, kata Norsan, dua program besar yang mendukung ketahanan pangan nasional telah berjalan, yaitu pengembangan pertanian padi bekerja sama dengan Kodam XII/Tanjungpura dan pengembangan jagung yang didukung penuh oleh Polda Kalbar.
"Alhamdulillah, untuk sektor padi kita sudah surplus sekitar 140 ton beras premium, dan dalam waktu dekat kita akan ekspor 1.000 ton ke Sarawak, Malaysia," kata dia.
Sedangkan untuk komoditas jagung, Norsan menyebut telah terjadi peningkatan signifikan dalam produktivitas setelah adanya intervensi teknologi dan sinergi dengan aparat kepolisian.
"Hasil panen meningkat hampir tiga kali lipat. Insya Allah, panen raya ini akan dihadiri langsung oleh Bapak Presiden," tuturnya.
Ia juga mengimbau bupati dan wali kota di Kalbar untuk turut mendukung kegiatan ini dengan menyiapkan lahan dan kelompok tani yang siap bekerja secara kolaboratif.
"Silakan tentukan berapa hektare lahan yang siap dikelola. Kita ingin tunjukkan kepada masyarakat bahwa budidaya jagung bisa dilakukan secara profesional dan modern," kata Norsan.
Menurut Norsan, wilayah seperti Bengkayang dan Sanggau Ledo telah menjadi lokasi percontohan yang akan direplikasi ke daerah lain.
Ia menambahkan bahwa kebutuhan jagung untuk pakan ternak di Kalbar selama ini belum tercukupi secara lokal, sehingga panen raya diharapkan menjadi langkah awal memenuhi kebutuhan tersebut, bahkan untuk ekspor.
"Untuk ekspor tidak ada kendala. Kita punya empat lintas batas negara dan Pelabuhan Internasional Kijing," kata dia.
Lebih jauh, Mantan Bupati Mempawah dua periode ini juga menyinggung rencana peresmian Koperasi Merah Putih oleh Presiden RI pada 12 Juli mendatang. Koperasi ini akan dibentuk di 2.046 desa dan 99 kelurahan di Kalbar untuk menyerap hasil panen lokal.
"Koperasi ini akan menampung hasil pertanian dan menjadi bagian dari ekosistem distribusi pangan nasional. Setiap desa akan mendapat dukungan modal Rp3 miliar hingga Rp5 miliar. Kalau dikalkulasi, total dana bergulir bisa lebih dari Rp11 triliun," katanya.
Ia menegaskan bahwa program tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah membangun kemandirian ekonomi desa, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara penyuplai pangan ke dunia.
"Kita ingin bangsa ini tidak bergantung kepada negara lain. Bahkan kita ingin menjadi penyuplai pangan untuk negara-negara lain," kata Norsan.