Pontianak (ANTARA) - Pekan Gawai Dayak (PGD) 2025 menarik perhatian internasional. Sebanyak 500 wisatawan asal Malaysia turut hadir secara langsung dalam perayaan budaya masyarakat Dayak yang berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Kehadiran wisatawan mancanegara ini menjadi bukti bahwa PGD memiliki daya tarik tinggi dan potensial untuk dikembangkan sebagai agenda budaya berskala internasional," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kalbar, Windy Prihastari, di Pontianak, Rabu.
Windy menyampaikan bahwa PGD tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Dayak, tetapi juga telah menjadi magnet wisata budaya lintas negara.
"Sebanyak 500 wisatawan dari Malaysia menyaksikan langsung kegiatan PGD. Ini menunjukkan bahwa event ini telah menjadi perhatian wisatawan mancanegara, dan ini menjadi dasar penting agar PGD bisa masuk dalam kalender resmi Karisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf," tuturnya.
Ia menjelaskan, saat ini PGD sudah masuk dalam nominasi KEN 2025 bersama dengan Cap Go Meh Pontianak dan Singkawang, serta Festival Budaya Melayu. Meski yang diumumkan resmi baru Cap Go Meh, PGD tetap berpeluang besar untuk masuk dalam daftar event nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Jika PGD ditetapkan masuk dalam KEN, maka akan semakin mudah dipromosikan secara luas di luar negeri dan mendatangkan lebih banyak wisatawan," katanya.
Windy menambahkan bahwa keberhasilan menarik wisatawan Malaysia merupakan hasil dari strategi promosi pariwisata budaya yang terintegrasi. Ia mengajak seluruh pelaku pariwisata di Kalbar untuk terus meningkatkan kualitas event budaya dan menggali potensi lokal yang bisa dijadikan atraksi unggulan.
"Kita harus dorong semua pihak agar PGD bukan hanya event lokal, tapi juga menjadi atraksi budaya yang diperhitungkan di kawasan ASEAN," kata Windy.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan, menekankan pentingnya rasa memiliki terhadap Kalimantan Barat dan semangat gotong royong dalam mendukung kegiatan-kegiatan budaya dan pembangunan daerah.
"Kita harus cintai Kalimantan Barat. Jangan cuma ambil hasil buminya, tapi juga ikut berkontribusi. Kalau semua pihak, termasuk perusahaan, bergotong royong mendukung event budaya, Kalbar akan semakin kuat," katanya.
Krisantus juga menyoroti minimnya kontribusi dari perusahaan besar yang beroperasi di Kalbar. Ia mengajak semua pihak, termasuk swasta, untuk lebih peduli dan aktif terlibat dalam mendukung pengembangan budaya dan pariwisata daerah.