Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, mampu menekan penularan kesakitan malaria selama dua tahun terakhir dari 1.315 kasus menjadi 98 kasus dan masuk dalam status zona hijau penularan malaria.
"Warga yang alami gejala awal malaria diminta segera periksa di layanan kesehatan terdekat agar bisa ditangani dan penularan dapat dicegah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Jensje Grace Makisurat ketika ditanya menyangkut penganan malaria di Penajam, Minggu.
"Gejala awal malaria seperti demam, menggigil, kedinginan, mual, sakit kepala dan lainnya," tambahnya.
Apabila ada masyarakat yang teridentifikasi positif malaria, maka kader kesehatan melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah dalam radius 100 meter guna mencegah penularan malaria di wilayah tersebut.
Kasus malaria disebabkan infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina, jelas dia, dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh dengan menurunkan sejumlah kader kesehatan ke wilayah penularan malaria.
Kendati Kabupaten Penajam Paser Utara status zona hijau, tetapi masih tercatat 98 kasus berada di posisi kedua tertinggi se-Kalimantan Timur, setelah Kabupaten Kutai Timur dan Berau di posisi teratas dengan masing-masing 99 kasus.
Tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, pada 2023 terdata 1.315 kasus malaria, dan mampu ditekan menjadi 558 kasus pada 2024, kemudian dapat ditekan hingga awal Juli 2025 menjadi 98 kasus.
"Pada 2024 masuk zona kuning dan pada tahun ini status zona hijau penularan malaria," katanya.
Langkah pengentasan malaria lainnya yang dilakukan membagikan kelambu insektisida antimalaria, terutama di wilayah endemis malaria melalui masing-masing puskesmas yang berada di wilayah endemis malaria itu, demikian Jensje Grace Makisurat.