Pontianak (ANTARA) - Bupati Kubu Raya, Sujiwo, menyampaikan komitmennya untuk segera membangun taman budaya di daerahnya sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya lokal dan nasional.
"Saya punya keinginan agar ke depan kita punya taman budaya. Tempat ini bisa menjadi ruang ekspresi anak-anak, tempat berkegiatan seni dan budaya, sekaligus menjadi ruang publik yang bermanfaat," kata Sujiwo saat menghadiri kegiatan Festival Literasi Budaya Nusantara IV di Halaman SMP Negeri 2, Kecamatan Sungai Raya, Selasa.
Ia mengatakan, akan membicarakan dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah agar taman budaya dapat direalisasikan meski dimulai secara sederhana.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Sujiwo menyatakan tengah menginisiasi wacana pembangunan Taman Budaya di Kubu Raya. Ia menyebut fasilitas tersebut dapat menjadi ruang publik sekaligus tempat berekspresi bagi generasi muda.
Sujiwo berharap gagasan tersebut dapat terwujud dan menjadi tonggak baru dalam penguatan identitas dan kebanggaan terhadap budaya lokal di Kabupaten Kubu Raya.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena kegiatan ini menjadi langkah yang luar biasa dari pihak sekolah. Harapan saya, sekolah-sekolah lain juga bisa mengadakan kegiatan serupa agar anak-anak kita sejak dini mengenal dan mencintai budaya bangsa," tuturnya.
Festival tahunan yang telah berlangsung selama empat tahun berturut-turut itu mendapat apresiasi dari Bupati Sujiwo karena dianggap sebagai langkah konkret dalam menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya bangsa.
Menurut Sujiwo, penting bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai budaya lokal, terlebih di tengah derasnya arus budaya asing, seperti budaya Korea, yang kini marak di kalangan remaja.
"Budaya adalah jati diri bangsa. Bung Karno sudah menegaskan hal itu melalui Trisakti: berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," katanya.
Ia menambahkan, generasi muda perlu dikenalkan dengan sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara dan perjuangannya dalam membentuk fondasi berdirinya Republik Indonesia.
"Dulu kerajaan-kerajaan di Nusantara memang berjuang sendiri-sendiri, tapi semuanya punya kontribusi terhadap berdirinya negara kita. Anak-anak harus memahami sejarah ini sebagai bagian dari proses membentuk identitas nasional," kata Sujiwo.
Bupati Sujiwo juga menekankan bahwa pemahaman literasi tidak boleh disempitkan hanya pada kemampuan membaca dan menulis. Festival literasi yang digelar SMP Negeri 2, menurutnya, menunjukkan bahwa literasi mencakup berbagai bentuk ekspresi budaya dan kearifan lokal.
"Literasi itu luas. Apa yang ditampilkan para siswa hari ini adalah bentuk dari literasi budaya. Ini menunjukkan bahwa literasi juga menyangkut pemahaman terhadap nilai-nilai, tradisi, dan identitas budaya," katanya.