Bengkayang (ANTARA) - Institut Shanti Bhuana (ISB) Bengkayang, Kalbar mendorong peningkatan daya saing produk Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui pelatihan pengemasan ramah lingkungan dan digitalisasi pemasaran berbasis teknologi.
"Program ini merupakan bagian dari implementasi pengabdian kepada masyarakat yang didanai Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) Tahun 2025," kata ketua tim dosen ISB yang diketuai Yeremia Niaga Atlantika di Bengkayang, Selasa.
Program ini kata Yeremia melibatkan dua kelompok mitra, yakni KWT Tomat Intan dan KWT Karya Tani, dengan total 20 anggota aktif.
Yeremia menjelaskan, program pelatihan ini menggunakan pendekatan grow coaching model (Goal, Reality, Options, Will) yang menekankan pada penetapan tujuan, pemahaman kondisi nyata, pencarian opsi solusi, dan komitmen melaksanakan rencana aksi.
Baca juga: Hari lingkungan hidup, BKSDA Kalbar bagikan produk ramah lingkungan
“Kami fokus pada penguatan pengemasan yang ramah lingkungan dan pemasaran digital berbasis website agar produk KWT lebih profesional dan menjangkau pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Menurutnya, pengemasan ramah lingkungan sejalan dengan semangat ekonomi hijau atau green economy sekaligus menambah daya tarik produk. Sementara itu, strategi pemasaran digital akan memudahkan KWT mempromosikan hasil olahan mereka ke pasar regional hingga nasional.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan dalam empat sesi yang dilakukan secara bertahap. Materi yang diberikan tidak hanya berupa teori, tetapi juga praktik langsung dalam membuat kemasan yang menarik, fungsional, dan mendukung keberlanjutan lingkungan, serta pelatihan pembuatan konten digital untuk promosi produk.
Dengan pendekatan tersebut, dia berharap para anggota KWT memiliki bekal keterampilan yang lebih baik untuk mengembangkan usaha. Digitalisasi pemasaran juga diharapkan menjadi pintu masuk agar produk KWT dapat dipasarkan secara lebih luas dan kompetitif.
Program ini lanjutnya, menjadi bagian dari komitmen ISB untuk memperkuat kolaborasi dengan masyarakat desa sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Bengkayang. Dengan sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat, produk lokal diharapkan tidak hanya berdaya saing tetapi juga mendukung kesejahteraan ekonomi rumah tangga.
Baca juga: Semen Indonesia kembangkan produk beton ramah lingkungan
