Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) beserta Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS) serta Yayasan Pandu Cendekia mengadakan program pemberdayaan UMKM di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Program yang berlangsung pada 26–28 Agustus 2025 itu, menurut Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Dari dari Departemen Biologi FMIPA UI Dr Retno Lestari, di Kampus UI Depok, Rabu, dilakukan untuk membantu UMKM di sana dapat bersaing di pasar nasional.
"Produk lokal Entikong harus didukung dengan pengemasan yang menarik, strategi pemasaran yang tepat, pencatatan keuangan yang rapi, serta legalitas yang jelas,” ujar dia.
Kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Penguatan UMKM di Wilayah Perbatasan” yang beranggotakan Fajar Reza Budiman, Windya Fajira, Amelia Said, dan Hedza Fadli Robbina, ia mengatakan bertujuan untuk memberikan berbagai pelatihan kepada warga setempat.
Kegiatan pemberdayaan itu, menurut Retno, fokus pada peningkatan daya saing produk lokal yang diikuti oleh 50 peserta dari pelaku UMKM, warga lokal, serta perwakilan komunitas masyarakat.
Menurut Retno, Entikong merupakan wilayah strategis karena menjadi salah satu pintu utama perdagangan lintas negara. Tim Pengabdi memberikan pelatihan agar pelaku UMKM di Entikong mampu memasarkan produknya secara daring.
Pelatihan yang diberikan mencakup lokakarya pengemasan produk, pelatihan pemasaran digital, manajemen keuangan, hingga sosialisasi terkait legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi halal.
Selain pemaparan materi, peserta mengikuti sesi praktik pembuatan branding produk, desain logo sederhana, label kemasan, serta pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi. Para pelaku usaha dibekali kemampuan menyusun pembukuan kas sederhana untuk memisahkan keuangan pribadi dan usaha.
Tim Pengabdi juga membuka Forum Group Discussion (FGD) bersama pelaku UMKM guna membahas tantangan seperti lemahnya pencatatan keuangan dan penurunan daya beli masyarakat yang membutuhkan inovasi produk secara berkelanjutan.
Selanjutnya, Tim UI memberikan solusi langsung, termasuk teknik fotografi produk untuk promosi digital, serta strategi peningkatan visibilitas melalui platform daring.
Camat Entikong Yulius Eka Suhendra mengatakan mereka sangat berterima kasih atas perhatian yang diberikan Universitas Indonesia melalui program pengabdian masyarakat tersebut.
Menurut dia, pelatihan seperti itu sangat membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan kualitas produk serta memperluas jangkauan pasar mereka. Semoga kegiatan itu dapat berlanjut, sehingga memberikan manfaat yang luas bagi warga
Entikong adalah kecamatan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia, yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Wilayah itu mempunyai kerajinan dan kuliner khas yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Salah satu yang menjadi unggulan adalah kerajinan kalaya. Kerajinan berbentuk anyaman tradisional tersebut dibuat dari bahan-bahan alam, seperti daun pandan hutan, rotan dan resam.
Hasil dari anyaman kalaya sangat beragam, mulai dari keranjang laundry, caping (topi petani), tas, dan keranjang belanja. Kerajinan ini tidak hanya memiliki nilai pakai, tetapi juga menjadi bagian dari ekspresi budaya lokal.
Namun, banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kesulitan memasarkan produk kerajinannya karena tidak menguasai pemasaran digital, seperti memotret produk yang menarik, mengelola media sosial, dan menjual secara daring.
