Bengkayang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat memberikan dukungan penuh terhadap program layanan internet gratis bagi sekolah di wilayah perbatasan sebagai upaya mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan dengan negara tetangga Malaysia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkayang, Heru Pujiono, mengatakan saat ini program tersebut masih dalam tahap uji coba pada jenjang pendidikan menengah, khususnya untuk sembilan SMA dan SMK.
“Internet gratis ini menjadi langkah awal yang sangat positif. Kabupaten Bengkayang sangat mendukung realisasi program tersebut, apalagi daerah perbatasan membutuhkan dukungan lebih agar tidak tertinggal dalam hal kualitas pendidikan,” ujar Heru di Bengkayang, Rabu.
Ia menjelaskan, layanan internet gratis sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Digitalisasi Pendidikan. Program tersebut juga akan dikombinasikan dengan penyediaan perangkat Smart Board TV (Interactive Flat Panel/IFP) di sekolah penerima.
“Smart Board TV tentu harus ditunjang dengan kapasitas internet yang memadai. Dengan adanya layanan internet gratis, maka metode pembelajaran digital bisa lebih maksimal,” kata Heru.
Menurutnya, program ini juga bersifat transformatif karena memungkinkan seorang guru berkompeten mengajar dari satu tempat dan dapat diikuti secara langsung oleh banyak sekolah di wilayah lain. Dengan begitu, keterbatasan jumlah tenaga pendidik bisa diatasi melalui pemanfaatan teknologi.
“Ini sesuatu yang sangat akseleratif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu dan merata bagi semua peserta didik dapat lebih cepat terwujud,” ujarnya.
Heru menambahkan, pihaknya juga sudah bersurat kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan prioritas layanan internet gratis bagi sekolah-sekolah di daerah perbatasan.
Lebih jauh ia menekankan, meskipun teknologi digital menjadi kunci transformasi pendidikan, peran guru sebagai teladan tidak boleh diabaikan. Menurutnya, hubungan psikologis dan kemampuan pedagogik guru tetap relevan dalam membentuk peserta didik yang cerdas sekaligus berkarakter.
“Teknologi memang penting, tetapi keteladanan dan karakter guru tetap menjadi fondasi utama untuk membangun generasi yang cerdas, berintegritas, dan berdaya saing,” ujar Heru.
