Pekanbaru (ANTARA) - Kepolisian Daerah Riau menyatakan telah meningkatkan pengamanan personel polisi di Bumi Lancang Kuning itu pasca insiden serangan polisi di Markas Kepolisian Sektor Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, oleh seorang pelaku diduga berafiliasi gerakan teroris.

Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar Polisi Sunarto, di Pekanbaru, Minggu, berkata, Riau pernah punya pengalaman buruk terkait serangan teroris sehingga kegiatan pengamanan terus ditingkatkan.

"Kita punya pengalaman seperti itu ya (serangan teroris). Setelah itu ada instruksi kepala Polda terkait pengamanan personel di lapangan. Telah ada instruksi itu (peningkatan pengamanan personel)," katanya.

Seorang pria tak dikenal menyerang anggota Polsek Wonokromo dengan berpura-pura melapor ke bagian SPKT, Sabtu kemarin (17/8). Terakhir, pelaku diketahui berinisial IM.

Juga baca: Polisi tetap waspada kendati tepis isu penyerangan massa ke Matraman

IM yang diduga terlibat jaringan radikal itu menyerang anggota Polisi dengan menggunakan senjata tajam jenis clurit hingga korban mengalami luka dan mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Dengan kejadian ini, Sunarto mengimbau kepada masyarakat Riau agar tidak perlu khawatir dan tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. Dia memastikan personel Polri dan TNI tetap mengupayakan pengamanan secara maksimal untuk menghindari kejadian serupa.

"Masyarakat tidak usah resah. Kami Polda dan TNI tetap mengupayakan secara maksimal menjaga kondusifitas," tegasnya.

Untuk diketahui, Polda Riau pernah diserang sekelompok teroris pada Mei 2018 itu dan seorang polisi meninggal dunia sementara empat teroris tewas ditembak di tempat.

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019