Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan tarian tradisional dengan pagelaran selomangleng yang bertajuk "Maestik Panji" di area wisata Goa Selomangleng, Kota Kediri.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar mengemukakan pagelaran ini sebagai upaya pemerintah kota memberikan edukasi pada warga terutama pemuda tentang budaya dan tradisi bangsa. Diharapkan dengan kegiatan ini juga menarik minat warga untuk berkunjung ke kota ini.

"Ini dapat dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dan tentunya akan menjadi sebuah tontonan yang menarik untuk dinikmati sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat agar bisa tumbuh dan bergerak maju," kata Nur Muhyar di Kediri, Minggu.

Ia menambahkan kearifan lokal di Kota Kediri cukup beragam, mulai dari seni budaya, tradisi hingga kuliner. Untuk budaya yang menjadi kearifan lokal yakni Cerita Panji dimana ini menjadi kekayaan dan khazanah budaya yang harus dijaga serta dilestarikan.

Terlebih lagi di Kota Kediri beberapa waktu lalu telah mendapatkan anugerah budaya tingkat nasional dari pemerintah pusat. Anugerah ini juga menjadi sebuah kewajiban dimana semua pihak ikut menjaga dan mengembangkan budaya serta tradisi yang ada di Kota Kediri

Sementara itu, untuk pagelaran selomangleng yang digelar di area Goa Selomangleng Kediri, mengambil tajuk Maestik Panji. Dalam acara ini juga menghadirkan beberapa seniman nasional dan mancanegara.

Dalam atraksinya, para seniman ini menampilkan kemampuan terbaik mereka. Ada yang tarian tradisional namun ada juga tarian modern dengan kolaborasi seniman seni yang ada di Kediri dengan daerah lain serta dari mancanegara.

Para seniman mempertunjukkan seni kontemporer, tari topeng, pantomin, drama musikal dan lainnya.

Seniman yang hadir dalam pagelaran selomangleng ini di antaranya Andi EsWe, Didik Nini Thowok, Kaori Okada, Alexander B.G Djarot BD, Igor De Almaida dan beberapa seniman lainnya.

"Untuk konsep tahun ini lebih banyak pada musik yang etnik, kalau tahun lalu pada tari, ke depan kami akan gali lagi, mungkin apa yang nanti diminati , akan buat lebih baik lagi," ujar Nur Muhyar.

Pembukaan pagelaran selomangleng tersebut dilakukan dengan ritual serta mengarak gunungan dengan isi hasil alam. Seluruh rombongan berangkat dari depan Museum Airlangga menuju depan goa selongleng.

Ratusan warga memadati lokasi wisata sejarah tersebut. Bahkan, mereka juga mengabadikan dengan kamera telepon seluler. Warga memadati di sepanjang lokasi mulai dari jalan menuju ke goa selomangleng hingga lokasi goa. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019