Shanghai (ANTARA) - Empat puluh satu kota di Delta Sungai Yangtze China akan mengurangi konsentrasi partikel kabut udara kecil yang dikenal sebagai PM2.5 sebesar 2 persen pada musim dingin ini, di bawah target tahun lalu sebesar 3 persen, kata kementerian lingkungan hidup dalam rencana aksi baru.

China, yang berada di tahun keenam perang melawan polusi, telah membantah klaim bahwa mereka mengurangi upaya memerangi kabut asap dalam upaya untuk meremajakan ekonominya, yang tumbuh dengan laju paling lambat dalam hampir 30 tahun pada kuartal ketiga.

Baca juga: Studi: pemulihan ekologis China kurangi polusi debu

Wilayah pesisir timur, yang membentang di pusat komersial Shanghai dan provinsi tetangganya, Jiangsu dan Zhejiang, adalah salah satu zona kendali utama asap di China, yang memangkas rata-rata level PM2.5 sebesar 8 persen pada musim dingin lalu.

Wilayah penghasil baja utama itu juga akan memberlakukan pembatasan produksi pada pengecoran yang melebihi tingkat utilisasi tahun lalu, dan memastikan lebih banyak dari mereka akan memenuhi standar emisi ultra rendah musim dingin ini.

Partikel yang dianggap sangat berbahaya, PM2.5 di Delta Yangtze rata-rata 39 mikrogram per meter kubik dalam tiga kuartal pertama tahun ini, turun 2,5 persen tetapi masih lebih tinggi dari standar negara 35.

Baca juga: Ribuan pejabat China dimintai pertanggungjawaban terkait pengendalian polusi

Sejak 2017, kawasan industri utama telah mengadopsi rencana khusus untuk membebaskan kabut asap di musim dingin, ketika emisi dari sistem pemanas berbahan bakar batu bara Cina melambung tinggi.

Wilayah dataran Fenwei di China utara, zona kendali asap utama lainnya yang mencakup provinsi penghasil batu bara besar seperti Shanxi, Henan, dan Shaanxi, juga akan berusaha untuk memangkas level PM2.5 rata-rata sebesar 3 persen, tambah kementerian lingkungan.

Tahun lalu, wilayah tersebut meleset dari target 4 persen.

Duapuluh delapan kota di wilayah Beijing-Tianjin-Hebei, juga di utara, diminta untuk memotong PM2.5 dengan rata-rata 4 persen selama musim dingin, tetapi perubahan itu diperkirakan tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan 6,5 persen tahun lalu.

Tahun ini, China menghadapi cuaca yang sangat tidak menguntungkan di musim dingin, kemungkinan akan membawa lebih banyak kabut asap di utara.

Baca juga: China umumkan kota yang gagal atasi polusi asap

"Target pengurangan PM2.5 tampaknya lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi itu tidak akan mudah bagi kita untuk benar-benar mencapai target," kata juru bicara kementerian lingkungan Liu Youbin dalam jumpa pers baru-baru ini.

"Kami tidak akan pernah melonggarkan upaya kami untuk mendorong kampanye anti-polusi atau mengurangi tekanan pada otoritas lokal, yang masih akan menghadapi hukuman jika mereka gagal mencapai target tahun ini."

Sumber: Reuters

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019