Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 10 kepala keluarga dengan 30 jiwa dari Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan sebagai transmigran menuju Bulungan Kalimantan Utara pada Rabu (4/12) dan diharapkan dapat segera beradaptasi di lokasi penempatan.

“Seluruh transmigran sudah memperoleh berbagai macam pelatihan sebelum diberangkatkan. Misalnya pelatihan untuk mengolah lahan pertanian basah maupun kering. Harapannya, mereka bisa segera beradaptasi di lokasi penempatan,” kata Kepala Bidang Pengembangan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Lusi Ningsih di Yogyakarta, Senin.

Menurut Lusi, pemberangkatan transmigran ke lokasi penempatan harus dilakukan dengan persiapan yang matang karena transmigrasi tidak sekadar memindahkan orang ke lokasi baru tetapi juga perlu disertai dengan semangat pemberdayaan agar transmigran mampu meningkatkan taraf hidupnya di lokasi baru.

“Misalnya saat di Yogyakarta, mereka hanya bekerja serabutan tetapi di lokasi transmigrasi, mereka akan memperoleh rumah dan pekarangan serta lahan yang bisa diolah. Tentunya, ini akan meningkatkan kesejahteraan transmigran,” katanya.

Baca juga: Disnakertrans Kulon Progo kesulitan penuhi kuota transmigrasi

Saat penempatan, setiap transmigran akan memperoleh rumah dan lahan pekarangan yang bisa diolah sebagai lahan pertanian dan setelah satu tahun berada di lokasi transmigrasi, maka lahan yang dimiliki akan ditambah dengan lahan seluas satu hektare untuk pertanian.

“Kami pun akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap transmigran. Jika mengalami kendala, ada unit pelaksana teknis (UPT) di lokasi penempatan yang bisa dihubungi,” katanya.

Lusi menyebut, transmigran dari Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan tahun ini sudah melalui tahap seleksi guna memastikan bahwa warga yang diberangkatkan benar-benar memiliki niat dan tekad yang kuat untuk menjadi transmigran.

“Dari Kota Yogyakarta, biasanya memilih ditempatkan di Sumatera. Namun, lokasi penempatan untuk tahun ini dan tahun berikutnya kebanyakan berada di Kalimantan dan Sulawesi,” katanya.

Baca juga: Lima kawasan transmigrasi di Gorontalo jadi prioritas nasional

Ia pun memastikan, seluruh transmigran yang akan diberangkatkan berusia produktif meskipun ada beberapa yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. “Ada pula yang masih memiliki anak dan bersekolah di SD atau SMP, bahkan ada yang memiliki anak berusia satu tahun,” katanya.

Transmigran, lanjut Lusi, tidak perlu mengkhawatirkan kelanjutan pendidikan bagi anak-anak mereka karena seluruh anak usia sekolah sudah mengantongi surat pindah dan bisa langsung mengikuti kegiatan belajar mengajar di SD atau SMP terdekat dari lokasi penempatan.

Seluruh keluarga yang akan diberangkatkan sebagai transmigran kini sudah berada di Transito DIY dan akan diberangkatkan bersama transmigran asal kabupaten lain yaitu Sleman dan Bantul.

Transmigran dari Kota Yogyakarta akan mendapatkan uang saku Rp10 juta per keluarga dan memperoleh sejumlah bibit tanaman yang bisa ditanam di lahan pekarangan mereka. Di lokasi penempatan juga akan diberikan jaminan hidup selama satu tahun berupa bantuan kebutuhan pokok dari pemerintah daerah setempat.

“Transmigran dari Kota Yogyakarta biasanya betah di lokasi penempatan. Jarang ada yang kembali pulang ke Yogyakarta. Mereka pun tidak hanya mengandalkan sektor pertanian tetapi bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki untuk meningkatkan kesejahteraan,” katanya.

Baca juga: Bantul berangkatkan 20 keluarga untuk program transmigrasi
Baca juga: 70 unit rumah translok bantuan pemerintah di Nagan Raya tidak dihuni


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019