Gianyar, Bali (ANTARA) - Siswa SD di Desa Siangan, Gianyar, Bali, dapat mengumpulkan hingga ratusan kilogram sampah plastik dalam sepekan melalui program Gerakan Lawan Sampah Plastik (Gelatik).

Gelatik dilakukan di tiga Sekolah Dasar di Desa Siangan dengan mewajibkan siswa membawa sampah plastik setiap hari Sabtu sejak September 2019.

"Prinsipnya silakan pilah sampah di rumah, yang organik ditampung untuk pupuk, nonorganik dengan residu dan dapat didaur ulang ditampung untuk Sabtu dibawa ke sekolah," kata inisiator Gelatik, Bhabinkamtibmas Desa Siangan Aiptu I Kadek Sumerta di Gianyar, Bali, Rabu.
Baca juga: Bali Big Eco Forum serukan aksi nyata lawan sampah plastik

Dalam pekan pertama program itu dijalankan, sampah plastik yang terkumpul sebanyak 950 kilogram, pekan kedua sebanyak 700 kilogram, pekan ketiga 600 kilogram dan jumlahnya terus menurun hingga terakhir, pekan lalu, 160 kilogram.

I Kadek Sumerta menuturkan gerakan itu berawal dari seringnya ia menerima keluhan petani setiap musim hujan saluran irigasi hingga lahan persawahan dipenuhi sampah plastik.

Selain itu, video yang beredar tentang wisatawan tidak lagi melihat ikan saat berenang di laut, melainkan sampah plastik.
Baca juga: Pemerintah dukung pembelajaran pengelolaan sampah di sekolah

Namun, I Kadek Sumerta menilai lebih sulit untuk mengajak orang dewasa untuk mengumpulkan sampah plastik sehingga memilih siswa SD sebagai target kegiatan.

Selain sekolah memperoleh manfaat dari penjualan sampah plastik kepada pengepul, orang tua siswa diharapkan lebih sadar pentingnya isu sampah plastik dengan membantu anaknya memilah sampah.

Untuk menanggulangi krisis sampah plastik di Pulau Dewata, sebelumnya telah dikeluarkan Pergub Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Baca juga: Pemkab Gianyar bagikan tas belanja di pasar tradisional

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019