Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, mengatakan, dari laporan yang diterima ketujuh terduga teroris yang ditangkap di beberapa lokasi di Kabupaten Jayapura itu masuk tidak serentak.

"Memang benar dari laporan yang diterima terungkap para terduga teroris itu datang dan kemudian menetap di wilayah Kabupaten Jayapura tidak serentak melainkan bertahap. Penangkapan terhadap mereka dilakukan setelah bukti yang ada dirasa cukup," kata Irjen Pol Waterpauw di Jayapura, Selasa.

Diakuinya, dari laporan yang diterima para terduga teroris itu masuk dalam jaringan Lampung dan mereka sempat berhubungan dengan kelompok JUT di Arso.

Namun hingga kini belum ditemukan alat -alat berbahaya yang kemungkinan akan digunakan mereka dalam melakukan aksinya, kata mantan Kapolda Sumut seraya menambahkan, mereka itu pelarian namun berupaya mengumpulkan kembali anggotanya sambil mempelajari situasi.

“Tidak ada benda-benda mencurigakan atau bom yang diamankan namun dari laporan mereka juga melakukan latihan-latihan,” kata Irjen Pol Waterpauw.

Kapolda Papua berharap, warga waspada terutama dengan orang-orang di sekitarnya yang dicurigai dan bila ada segera dilaporkan agar polisi setempat.

“Warga harus waspada dengan lingkungan di sekitarnya dengan melaporkan bila ada hal-hal yang mencurigakan,” harap Irjen Pol Waterpauw.

Tim Mabes Polri, awal Desember lalu menangkap terduga teroris diberbagai lokasi yang ada di sekitar Kabupaten Jayapura. Ketujuh teroris, Senin sore (16/12) diterbangkan ke Jakarta untuk diproses lebih lanjut di Mabes Polri.

Baca juga: Pakar ingatkan "babak baru" ancaman penerbangan sipil

Baca juga: Polres Keerom dalami informasi tempat latihan teroris

Baca juga: Polisi tegaskan tidak ada jaringan teroris di Timika

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019