Materi robotika perlu dikenalkan sedini mungkin kepada peserta didik mulai dari jenjang SD sehingga anak-anak bisa lebih akrab dengan dunia robotik
Jakarta (ANTARA) - Ahli teknologi yang juga Ketua Jurusan (Kajur) Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pancasila (UP) Jakarta Vector Anggit Pratomo mengatakan bahwa teknologi ke depannya menjadi ujung tombak perkembangan bangsa.

"Industri 4.0 ini merupakan jembatan yang harus kita bangun untuk menuju kemajuan bangsa," katanya disela-sela acara "Robot ARM Competition" Fakultas Teknik UP di Jakarta, Senin.

Dengan adanya kompetisi robot yang dilakukan oleh UP itu, kata dia, maka diharapkan banyak generasi muda tertarik untuk mengembangkan teknologi robotik.

Untuk itu, katanya, materi robotika perlu dikenalkan sedini mungkin kepada peserta didik mulai dari jenjang SD sehingga anak-anak bisa lebih akrab dengan dunia robotik.

Anggit menjelaskan pembelajaran atau pengenalan robotika untuk setiap jenjang memiliki tingkatannya sendiri.

Dia mencontohkan untuk jenjang SD dan SMP, pembelajaran robotika lebih menekankan pada pengetahuan mekaniknya. Selanjutnya jenjang SMA siswa dikenalkan dengan sistem elektronik dan pemrogramannya.

"Ketika memasuki dunia kampus maka merupakan tahap implementasi apa yang selama ini mereka pelajari," katanya.

Menurutnya, kecenderungan masa depan pemanfaatan robot pada dunia industri semakin tinggi. Sebab bisa memudahkan produksi yang menuntut adanya kustomisasi.

"Ke depannya tren konsumen ke depan adalah membeli produk yang khusus dan sesuai dengan kebutuhan mereka," katanya.

Sementara itu pendukung kegiatan Kompetisi Robot ARM ini adalah pihak Asperio (Infiniti Group).

Engineering Asperio Bagus Rizal Setiawan mengatakan pemanfaatan robot dalam dunia industri semakin luas.

Di hadapan peserta lomba dia menegaskan, manusia jangan takut pada perkembangan robot yang kian canggih.

Bagus menjelaskan robot yang canggih karena ciptaan manusia atau SDM yang pintar, jadi sebenarnya robot itu bodoh. Karena yang pintar adalah manusia pencipta robot itu.

Ketua Panitia Robot ARM Competition FTUP Irham Hatami mengatakan peserta lomba berasal dari SMA dan SMK di Jakarta dan sekitarnya. Setiap peserta diberikan waktu 60 menit untuk sejumlah sesinya, baik untuk "coding" atau pemrograman.

Salah satu tantangan yang dihadapi pada lomba ini adalah memindahkan balok-balok kecil ke boks sesuai dengan warnanya. Seluruh gerakan robot berbasis pemrograman atau coding, bukan dari "remote control".

Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro, Rafi Rahmat Firdaus mengatakan kegiatan tersebut untuk memperkenalkan elektro kepada siswa-siswa sekolah SMK ataupun SMA agar mereka semakin memahami elektro khususnya bidang robotik.

Wakil Dekan III Universitas Pancasila Swambodo mengatakan kegiatan Robot ARM Competition FT-UP ini merupakan program kerja Himpunan Mahasiswa Elektro FT-UP tahun anggaran 2019-2020.

"Ini merupakan contoh positif bagai himpunan mahasiswa lainnya. Walaupun tim nya kecil tapi kompak dan solid," katanya.

Baca juga: Universitas Pancasila buka Program Studi Teknik Perkeretaapian

Baca juga: Universitas Pancasila bangun kesadaran pentingnya Iptek

Baca juga: Universitas Pancasila siapkan mahasiswa hadapi industri 4.0

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020