Palu (ANTARA) - Selalu ada harapan usai kesulitan. Ungkapan itu cukup meneguhkan hati dan tekad Civitas Academica Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah.

Gempa dan tsunami telah berlalu 1 tahun 5 bulan, IAIN Palu kini sedang dihadapkan dengan kunjungan utusan Kementerian Agama dan Kemenpan-RB untuk peralihan status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.

Menjadi UIN merupakan cita-cita besar komponen Civitas Academica perguruan tinggi Islam negeri terbesar di Sulawesi Tengah itu. Oleh karenanya segala upaya, dengan kerja cerdas, sistematis dan masif dilakukan dengan dua tujuan untuk percepatan pemulihan setelah bencana dan pencapaian target peralihan status.

Ini bukan pekerjaan mudah, sebab IAIN Palu menjadi salah satu komponen terparah terdampak tsunami, saat bencana itu melanda Kota Palu 28 September 2018 silam.

Letak perguruan tinggi keagamaan Islam negeri tersebut yang sangat dekat dengan Teluk Palu, menambah kerentanan pada bencana. Data bagian perencanaan IAIN Palu menyebutkan 34 bangunan gedung terdampak langsung gempa dan tsunami.

Gedung dan sarana yang porak poranda dihantam tsunami diantaranya Rektorat sebagai pusat pelayanan administrasi dan central utama penggerak IAIN Palu, gedung perkuliahan, gedung sekretariat bersama unit kegiatan mahasiswa (study centre), ICT, gedung pelayanan administrasi akademik, auditorium, gedung perkuliahaan, sarana olahraga, laboratorium komputer, UPT Bahasa, perpustakaan dan gudang.

Tidak hanya diterjang tsunami, Perguruan Tinggi Islam Negeri yang dipimpin Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd itu juga dijarah.
.
Aksi penjarahan dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tidak hanya mengambil aset dan uang milik negara, mereka juga menghambur-hamburkan ijazah alumni IAIN Palu.

Semua peristiwa itu memukul batin komponen Civitas Academica IAIN Palu. Namun, peristiwa itu tidak menyurutkan semangat untuk berdiri, menjadi perguruan tinggi Islam negeri yang mandiri di masa kini dan akan datang.

"Kementerian Agama dan beberapa kementerian terkait berupaya untuk melakukan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk pemulihan kembali IAIN Palu," ucap Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin.

Baca juga: Rektor IAIN : Mahasiswa harus punya kemampuan menulis karya ilmiah

Baca juga: IAIN jadi kampus pertama miliki galeri investasi syariah di Sulteng



Aset Kemenag

Dia menyatakan IAIN Palu menjadi salah satu aset Kementerian Agama yang strategis di Sulawesi Tengah untuk membangun sumber daya manusia yang unggul masa kini dan akan datang.

"Eksistensi IAIN Palu ini sangat signifikan sehingga semua memiliki komitmen yang sama untuk memulihkan dan mengembangkan IAIN Palu," kata dia.

Langkah pemulihan IAIN Palu diintervensi langsung oleh pemerintah sebagai representatif negara yang juga melibatkan pihak lainnya seperti Asia Development Bank (ADB).

Asia Developmen Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia Perwakilan Indonesia menyatakan pembangunan kembali Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, untuk pemulihan dimulai sekitar Juli 2020.

"Sudah dimulai dan hingga Desember 2019 penyiapan Detail Engineering Desain (DED). Kemudian Januari 2020 lelang sampai bulan Juni, setelah itu tandatangan kontrak dengan pemenang tender, lalu sekitar Juli 2020 mulai konstruksi fisik," ucap Senior Staf ADB Perwakilan Indonesia, Sutarum Wiriono.

ADB mengucurkan anggaran senilai Rp119 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana IAIN Palu yang rusak, termasuk ruang terbuka hijau (RTH). "Anggaran Rp119 miliar itu disetujui," kata Sutarum.

Kini kondisi IAIN Palu mulai berubah. Bekas-bekas tsunami hampir tidak terlihat. Jalan lingkungan dan sarana prasarana lainnya telah ditata kembali. Perkuliahan berlangsung di gedung permanen, bahkan IAIN Palu telah membangun satu gedung pelayanan administrasi akademik (rektorat) yang megah.

Baca juga: Anggota DPR dari Sulteng bantu pengembangan IAIN Palu di Sigi

Baca juga: Peminat IAIN Palu lewat jalur SPAN 2.442 orang



Visitasi alih status

Dibalik kesulitan ada kemudahan, begitu kata Allah dalam firmanNya pada Surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6. Firman ini menjadi pegangan dan keyakinan Civitas Academica IAIN Palu, bahwa bencana 28 September 2018 yang memprorak-porandakan kampus kebanggaan itu akan membawa rahmat sesudahnya.

Visitasi alih status IAIN Palu menjadi UIN Datokarama Palu oleh Kementerian Agama dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) menjadi penguat keyakinan bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan.

Dua kementerian itu datang dan meninjau langsung kelayakan IAIN Palu menjadi UIN, setelah 1 tahun 5 bulan kampus itu diterjang tsunami pada 28 September 2018.

"Penilaian yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari penilaian dokumen alih status IAIN Palu menjadi UIN yang telah berlangsung pada bulan September 2019," kata Ketua Tim Penilaian Alih Status Kementerian Agama, Muhammad Adib Abdushomad.

IAIN Palu menjalani penilaian lanjutan karena dalam penilaian dokumen alih status pada September mendapat nilai 306. Adib, sapaan akrab Muhammad Adib Abdushomad, mengatakan bahwa IAIN Palu merupakan satu dari 11 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) yang menjalani penilaian dokumen alih status pada September.

Dari 11 perguruan tinggi itu, hanya sembilan yang dokumen alih statusnya dipandang layak untuk ditindaklanjuti oleh Kementerian Agama, termasuk IAIN Palu.

"IAIN Palu nilainya di atas 300, karena itu berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 15 Tahun 2014 maka dilakukan visitasi. Nah, visitasi atau penilaian lapangan hari ini untuk mengecek langsung bagaimana dan seperti apa kondisi lapangan," kata Adib.

Selain tim alih status dari Kemenag, tim dari Kemenpan-RB juga menilai kelayakan IAIN Palu bertransformasi menjadi UIN Datokarama Palu. Anggota tim visitasi dari Kemenpan-RB, Lukman Rahmadi, menyatakan visitasi yang dilakukan untuk mendapat data-data yang akurat, valid dan kredibel untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh pihaknya sesuai dengan ketentuan perundangan mengenai alih status.

"Visitasi ini berawal dari surat Kemenag RI yang mengusulkan agar dilakukan visitasi terhadap sembilan PTKIN," ujar Lukman.

Dari sembilan PTKIN ada beberapa yang berdasarkan hasil visitasi ditemukan data yang tidak valid, tidak akurat.

Olehnya, ia berharap komponen Civitas Academica IAIN Palu dapat mendukung dengan memberikan data-data yang valid untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh Kemenpan-RB.

Kemenpan-RB mengingatkan bahwa PTKIN IAIN harus lebih menonjolkan program-program studi keagamaan, meskipun ketika menjadi UIN dimungkinkan untuk membuka prodi umum.

Setelah ditinjau kelayakannya, IAIN Palu menunggu hasil penilaian dari Kemenpan-RB yang selanjutnya dokumen alih status akan diteruskan oleh Kemenpan-RB ke Kementerian Sekretariat Negara.

Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengatakan IAIN Palu memiliki peran penting dalam pembangunan sumber daya manusia di Sulteng.

"Jumlah penduduk Sulteng kurang lebih 3 juta jiwa, dengan alih status ini maka sangat membantu masyarakat, memudahkan masyarakat untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Islam negeri," ucap Prof. Sagaf.

Ia mengutarakan animo masyarakat untuk mengenyam pendidikan perguruan tinggi keagamaan negeri ini meningkat setiap tahunnya. Karena itu sudah waktunya IAIN Palu menjadi universitas Islam negeri.

"Lewat transformasi itu, selain berperan dalam pembangunan manusia. Juga untuk memaksimalkan moderasi beragama, yang salah satu tujuannya untuk menangkal faham radikal," katanya.

Baca juga: Wakil Menag: Kita dukung IAIN Palu jadi UIN

Baca juga: Wisuda ketiga IAIN Palu pascabencana hadirkan Sekjen Kemenag



Dukungan menjadi UIN

Upaya komponen Civitas Academica IAIN Palu bertransformasi jadi UIN Datokarama Palu didukung oleh berbagai pihak.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menilai IAIN Palu pantas beralih status menjadi UIN Datokarama, kata Rustam, pejabat yang mewakili Gubernur Sulteng Longki Djanggola pada visitasi alih status IAIN Palu oleh Kemenpan-RB.

Rustam mengemukakan rencana alih status IAIN Palu menjadi UIN Datokarama telah lama didengar oleh Pemprov Sulteng bahkan Pemprov Sulteng memberikan dukungan penuh terhadap rencana itu.

Dukungan juga datang dari Pemkab Sigi melalui Bupati Mohammad Irwan Lapatta. Menurut dia, dengan menjadi UIN maka peran mencerdaskan kehidupan bangsa di Kabupaten Sigi akan lebih maksimal.

Elite politik di DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah, Sakinah Aljufri dan Matindas J Rumambi mendukung alih status dan berjanji mengawal hingga Presiden RI Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden tentang alih status IAIN Palu menjadi UIN.

Sakinah Aljufri merupakan politisi dari Fraksi PKS yang duduk di Komisi X, dan Matindas J Rumambi politisi PDI-P duduk sebagai anggota Komisi VIII.

Tidak hanya dua elite politik itu, Wakil Ketua DPRD Kota Palu, Rizal juga mendukung penuh.

Kini, semua pihak di Sulawesi Tengah menanti kebijakan Pemerintah Pusat di Jakarta untuk percepatan pembangunan sumber daya manusia yang unggul, mandiri dan berdaya saing.*
 
Ketua Tim Penilaian Alih Status Kementerian Agama RI, Muhammad Adib Abdushomad memeriksa ketersediaan berkas dan dokumen lainnya terkait alih status IAIN Palu menjadi UIN Datokarama Palu dalam asesmen lapangan. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
 
Rustam yang merupakan pejabat yang mewakili Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyampaikan sepatah kata pada visitasi alih status IAIN Palu menjadi UIN Datokarama oleh Kemenpan-RB, di IAIN Palu, Jumat. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Anggota Komisi X DPR RI Sakinah Aljufri dari Fraksi PKS menyerahkan surat dukungan Fraksi PKS mengenai alih status IAIN Palu menjadi UIN Datokarama Palu, kepada Rektor Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd. (ANTARA/Muhammad Hajiji)


Baca juga: IAIN Palu asah kemampuan mahasiswa berbahasa Inggris

Baca juga: Civitas akademik IAIN Palu pakai sarung ikut upacara Hari Santri

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020