Padang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Padang, Sumatera Barat melarang masyarakat mengonsumsi sendiri klorokuin tanpa resep dari dokter.

"Perlu diketahui obat tersebut merupakan obat keras yang tidak boleh dikonsumsi sendiri tanpa resep dari dokter," kata Kepala Dinas Kesehatan Feri Mulyani Hamid di Padang, Senin.

Lebih lanjut ia mengatakan biasanya klorokuin digunakan untuk mengobati penyakit malaria, penderita lupus, dan rheumatodi arthritis atau radang sendi.

Memang sudah banyak yang mencoba menggunakan klorokuin sebagai obat untuk COVID-19, tetapi obat tersebut digunakan untuk terapi pasien yang positif COVID-19, kata dia.

Menurut dia untuk pencegahan penularan COVID-19 masyarakat cukup mengonsumsi vitamin, menjaga pola hidup sehat dan bersih. Tidak harus meminum klorokuin. Karena berbahaya untuk kesehatan.

Baca juga: Yurianto: Obat klorokuin bukan untuk mencegah COVID-19

Baca juga: Obat-obat ini berpotensi melawan virus corona

Baca juga: Ikhtiar kalahkan pandemi COVID-19 dengan antivirus Ebola dan Malaria


Sebelumnya, seorang penjaga apotek Kimia Farma Fani (24) di Tarandam Padang mengatakan sampai saat ini cukup banyak masyarakat di Padang yang menanyakan obat tersebut. Akan tetapi obat itu memang sudah lama tidak tersedia di apotek. Tidak hanya di apotek Kimia Farma, bahkan di apotek lainnya juga langka.

"Karena memang sudah hampir setahun lebih kami tidak menjual obat klorokuin itu," katanya.

Menurut dia kelangkaan obat itu bukan karena isu wabah COVID-19. Akan tetapi memang sudah lama tidak ada.

"Kami juga bingung banyaknya masyarakat yang menanyakan obat itu akhir-akhir ini. Namun, kalau dikonsumsi untuk pencegahan COVID-19 saya tidak menganjurkan," kata dia.

Seorang penjaga apotek lainnya di Tarandam Padang Putri (30) mengatakan hal yang serupa, akhir-akhir ini banyak masyarakat yang menanyakan obat klorokuin ke apoteknya.
"Saya juga bingung banyaknya masyarakat yang menanyakan obat itu, padahal di Padang saya rasa tidak ada yang terjangkit malaria," ujar dia.

Tidak hanya krolukuin, ia juga menyebutkan saat ini masker dan cairan pencuci tangan masih langka di apoteknya.*

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020