Jayapura (ANTARA News) - Pasangan yang akan memasuki pernikahan (pranikah), terutama yang beragama Katolik, perlu mendapat pembinaan iman guna memperolah kesiapan baik secara mental dan spiritual dalam kehidupan rumah tangga yang akan dihadapinya kelak.

Hal itu diungkapkan Pastor paroki Gembala Baik, Abepura, Jayapura, Papua, Pater Eko, saat memberikan pembinaan bagi para pasangan pranikah di Jayapura, Minggu.

Pater menjelaskan, dalam membina suatu hubungan sakral dalam rumah tangga bukan hanya kesiapan mental dari pasangan saja, akan tetapi perlu kesiapan spiritual juga.

"Artinya perlu kedewasaan dari masing-masing individu yang akan memasuki rumah tangga baru itu," kata Pater.

Ia menambahkan, kedewasaan yang diperlukan dari pasangan disini antara lain adalah kedewasaan finansial, sosial, nalar, emosional dan spiritualnya.

"Empat kedewasaan yang pertama disebutkan tadi adalah dalam rangka menjaga hubungan secara horizontal antara sesama pasangan sendiri serta dalam pergaulannya dengan masyarakat sekitar," ujarnya.

Sementara untuk kedewasaan spiritual yang dimaksud adalah bagaimana individu tersebut bisa menjaga hubungan dengan Tuhan sebagai yang Maha Esa.

"Dengan demikian ada keseimbangan dalam kehidupan dalam berkeluarga dan bermasyarakat serta hubungan iman dan kepercayaannya pada Tuhan," paparnya.

Selain itu, kata Pater, hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana adanya saling keterbukaan dan pengertian, dari masing-masing pasangan suami-isteri yang bersangkutan untuk berusaha memberikan yang terbaik kepada pasangannya.

Dalam kehidupan terkadang ada permasalahan yang melanda, sehingga keterbukaan antara pasangan perlu dilakukan dalam menghadapinya sehingga tidak terjadi perpecahan yang bisa berakibat pada perpisahan dalam rumah tangganya, terang Pater.

Ia minta kepada semua pasangan pranikah agar benar-benar mempersiapkan dirinya untuk masuk dan membina keluarga yang baru.

"Pada saat kita sudah berkeluarga, otomatis akan meninggalkan keluarga masing-masing dan hidup dengan pasangan pilihan kita. Jadi, harus benar-benar memahami karakter dari orang yang menjadi pilihan hidup itu," lanjutnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009