Surabaya (ANTARA) - DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya menilai spirit Gerakan Reformasi 1998 yang kini sudah memasuki tahun ke-22 masih terus relevan sampai kapan pun, termasuk saat sekarang menghadapi pandemi COVID-19.

"Hari ini kami memperingati 22 tahun Reformasi dalam situasi penuh keprihatinan dengan adanya pandemi COVID-19," kata Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Niam di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, Indonesia berutang budi kepada Angkatan 1998 yang telah menggerakkan reformasi, dan akhirnya menghasilkan perubahan terus-menerus terhadap tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Gerakan reformasi itu salah satunya ditandai dengan turunnya Presiden RI Soeharto pada 21 Mei 1998.

"Akuntabilitas, transparansi, trust atau kepercayaan publik, dan partisipasi publik menjadi ciri-ciri yang menandai tatanan pasca-reformasi 1998," kata mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Sunan Ampel ini.

Wakil Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya Achmad Hidayat mengatakan di masa pendemi COVID-19 seluruh sendi kehidupan yang dibangun pasca-reformasi terpukul, termasuk aspek-aspek kesejahteraan rakyat.

Oleh karena itu, lanjut dia, spirit gerakan reformasi harus kembali digelorakan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Spirit reformasi adalah kesatupaduan seluruh elemen gerakan rakyat ketika itu dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

"Maka sekarang semua elemen bangsa juga harus bersatu. Menyingkirkan berbagai latar primordial dan golongan seperti yang dilakukan kelompok penggerak Reformasi, untuk bergotong royong melewati pandemi ini," kata mantan aktivis GMNI Universitas Negeri Surabaya ini.

Baca juga: Anggota Fraksi PDI Perjuangan tolak kondisi ekonomi disamakan 1998

Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Agatha Retnosari menambahkan jiwa aktivis terus melekat di seluruh penggerak Reformasi 1998. Mereka kini telah ikut mewarnai panggung-panggung publik dengan idealisme dan gagasannya.

"Dari perjalanan selama ini, saya belajar bahwa yang dulu menjadi aktivis yang kental dengan idealisme dan gagasan yang menyala-nyala ikut terbawa dalam kehidupan politik praktis," ujar Agatha Retnosari alumni Teknik Lingkungan ITS.

Setelah selesai menjadi aktivis di kampus, Agatha saat ini terjun ke politik praktis. Ia menjadi anggota DPRD Jawa Timur selama dua periode dari PDI Perjuangan melalui perjuangan ketat di Daerah Pemilihan Surabaya.

"Para aktivis yang terjun ke gelanggang politik membawa gagasan dan semangatnya, bertarung argumentasi, untuk menghasilkan kebijakan publik yang pro-rakyat," kata Agatha.

Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Hadrean Renanda mengatakan 22 Tahun Reformasi memang masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah bagi bangsa ini. Apalagi ditambah dengan pandemi COVID-19, maka persoalan semakin kompleks.

"Memang, upaya membangun bangsa ini adalah sebuah proses yang terus-menerus. Tidak ada mandeknya. Oleh karena itu, semangat Gerakan Reformasi harus terus hadir mengiringi perjalanan Indonesia," ujar Handrean yang juga Bendahara DPD KNPI Jawa Timur.

Baca juga: Komnas Pererempuan: Reformasi belum penuhi HAM Perempuan

Baca juga: Rizal Ramli minta reformasi dituntaskan

Baca juga: Adian: 2019 pertarungan Pro Reformasi vs Orba

Baca juga: Mantan Ketua KPK gagas gerakan Reformasi Putih

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020