Jakarta (ANTARA) - UN Women menerima bantuan sebesar 4,5 juta dolar AS (sekitar Rp62,6 miliar) dari pemerintah Jepang untuk menjalankan program-program PBB yang bertujuan melindungi kehidupan perempuan dan anak perempuan serta mengatasi tantangan yang mereka hadapi karena COVID -19.

"Pemerintah Jepang telah berkontribusi pada sejumlah program dan kegiatan UN Women di seluruh dunia untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” kata Direktur UN Women Kantor Penghubung Jepang Kae Ishikawa dalam keterangan tertulis, Jumat.

Perempuan disebutkan terkena dampak yang tidak proporsional akibat wabah COVID-19 karena lebih banyak yang bekerja dengan gaji rendah, tidak aman, dan informal, sambil menanggung sebagian besar beban pada pekerjaan perawatan yang tidak dibayar di rumah.

Karena semakin banyak negara melaporkan infeksi dan langkah-langkah penguncian, saluran bantuan dan tempat penampungan dari kasus kekerasan dalam rumah tangga di seluruh dunia semakin banyak menerima permintaan bantuan.

Baca juga: Tingkat pembunuhan perempuan di Meksiko meningkat di tengah pandemi

UN Women melaporkan bahwa aturan karantina di rumah menumbuhkan ketegangan yang diciptakan oleh kekhawatiran keamanan, kesehatan, dan uang. Selain itu, peningkatan isolasi itu telah memungkinkan perilaku kekerasan terjadi terhadap perempuan oleh pasangannya.

“Konsep 'keamanan manusia' yang dipromosikan Jepang sebagai salah satu pilar penting kebijakan luar negerinya, sangat sejalan dengan tujuan program-program UN Women, yang bertujuan untuk melindungi perempuan dan anak perempuan yang terkena dampak COVID- 19, serta membangun masyarakat yang tangguh di mana perempuan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan,” kata Ishikawa.

Jepang adalah donor pertama yang mengumumkan kontribusi keuangannya untuk inisiatif UN Women terkait COVID-19. Program-program tersebut akan dilaksanakan dari Juni 2020 hingga Mei 2021.

Bantuan akan dialokasikan untuk wilayah Asia dan Pasifik, negara-negara Arab, Afrika Timur dan Selatan, serta Eropa dan Asia Tengah.

Baca juga: Kecepatan penanganan KDRT terkendala saat COVID-19


Ikhtisar Program

UN Women mempelajari pengalaman sebelumnya yang menunjukkan bahwa wabah penyakit dan krisis selanjutnya memengaruhi wanita dan pria secara berbeda.

Dengan demikian, kata entitas tersebut, sangat penting untuk memiliki pendekatan responsif gender dalam menciptakan rencana pencegahan yang efektif dan adil dan intervensi respons jangka panjang untuk COVID-19.

Dalam konteks itu serta dukungan pemerintah Jepang, UN Women akan mengimplementasikan program pencegahan dan respons terhadap COVID-19 di empat kawasan. Program akan difokuskan khusus pada pengembangan penelitian atau produk pengetahuan tentang gender dan COVID-19, juga penyediaan dukungan teknis pada analisis gender.

Baca juga: Pegiat perempuan bantu sopir ambulans pengantar korban COVID-19

Program-program lainnya adalah advokasi dan kampanye berbasis bukti untuk menginformasikan kebijakan dan rencana pencegahan, mitigasi dan respons; promosi mekanisme perlindungan di seluruh respons COVID-19, dengan fokus pada akses ke kekerasan berbasis gender (GBV) dan layanan terkait lainnya.

Kemudian, promosi akses perempuan ke bantuan darurat melalui transfer tunai dan peluang mata pencaharian; promosi peran kepemimpinan dan partisipasi perempuan dalam respon dan pemulihan COVID-19.

Jepang telah menjadi mitra utama UN Women sejak entitas PBB itu didirikan. Kemitraan antara UN Women dan Jepang mencakup  berbagai bidang, seperti implementasi program di negara-negara berkembang,  dialog kebijakan, dan kolaborasi di sekitar konferensi internasional utama tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Baca juga: Perempuan-anak rentan terdampak COVID-19 pada aspek sosial-ekonomi

Baca juga: Ketua DPR: Perempuan berperan besar atasi pandemi COVID-19

Baca juga: Yustina Neni, melawan COVID-19 dengan nasi kotak

 
 

Perempuan Tani Indonesia berbagi hasil tani di tengah pandemi

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020