Depok (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Doktor Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), Yesi Desmiaty meneliti dua tanaman rubus (arbei), yaitu Rubus fraxinifolius dan R. rosifolius yang bermanfaat sebagai antioksidan dan pencegahan penuaan dini sehingga dapat digunakan dalam pengembangan sediaan kosmetik.

"Perkembangan pasar sediaan kosmetik terutama produk antiskin aging yang berasal dari alam menunjukkan tren yang meningkat," kata Yesi dalam keterangannya, Selasa.

Kedua tanaman tersebut banyak ditemukan di daerah pegunungan Indonesia dan umumnya dimakan (edible) sebagai buah-buahan dengan rasa manis agak masam dan bentuknya mirip dengan buah berry merah.

Buah R. fraxinifolius dan buah R. rosifolius banyak ditemukan di Jawa Barat yang dikenal dengan nama arbei, beberetean, arben hutan, atau harmos.

Baca juga: Peneliti IPB-UI teliti bahan alami antivirus COVID-19

Baca juga: Tim ahli dan peneliti gabungan UI kembangkan peta sebaran COVID-19


Kedua buah ini banyak dijual di daerah wisata pegunungan seperti daerah Cibodas dan Tangkuban Perahu. Beberapa rubus dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antielastase, antitirosinase, antikolagenase, anti-UV, dan antiaging (antipenuaan) yang kuat serta memiliki kandungan fitokimia utama, yaitu senyawa terpenoid, polifenol, dan flavonoid.

Yesi melakukan penelitian terhadap batang, buah dan daun dari kedua tanaman tersebut, yang menunjukkan hasil bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi.

Berkat penelitian yang berjudul “Telaah Aktivitas Antiaging Secara in vitro Pada Ekstrak dan Isolat Teridentifikasi dari Rubus fraxinifolius dan Rubus rosifolius” ini diperoleh senyawa dengan struktur baru serta isolat yang memiliki aktivitas antiaging dan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kosmetik dari bahan alam.

Riset yang dilakukan Yesi menjadi salah satu prospek pengembangan penemuan baru bahan alam antiaging kulit serta upaya pencarian senyawa aktif baru yang berkhasiat sebagai penghambat elastase, tirosinase dan peredam radikal bebas.

Sebelumnya, tidak ada informasi mengenai aktivitas antiaging tanaman R. fraxinifolius dan R. rosifolius, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah baru tentang pemanfaatan kedua tanaman.

Yesi Desmiaty, dalam disertasinya, meneliti kemampuan tanaman ini sebagai tanaman yang ekstraknya mempunyai manfaat antiaging.

Maka, dalam penelitian ini, Yesi ingin menelaah aktivitas antiaging secara in vitro serta mendapatkan senyawa aktif dari tanaman yang tersedia banyak di Indonesia, yaitu R. fraxinifolius dan R. rosifolius.

Riset ini mengekstraksi batang, buah, dan daun kedua tanaman tersebut menggunakan alat Soxhlet untuk menguji apakah benar bahwa kandungan dalam buah tersebut memiliki manfaat antiaging bagi manusia.

Hasil ekstraksi bertingkat pada riset yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi dengan masing-masing IC50 57,45 dan 4,33 µg/ml.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dan acuan untuk penelitian selanjutnya, serta dapat dikembangkan menjadi sediaan kosmetik bahan alam yang bermanfaat bagi masyarakat luas, serta mendukung kemandirian bangsa dan negara dalam pemanfaatan salah satu sumber daya alamnya.

Hasil penelitian ini diajukan sebagai disertasi untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Farmasi FFUI. Ia dinyatakan lulus sidang setelah pengujian secara daring pada Jumat (22/5).*

Baca juga: Peneliti UI-IPB temukan bahan alam potensial cegah COVID-19

Baca juga: Peneliti UI kembangkan propolis alternatif pengobatan COVID-19

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020