Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengingatkan pentingnya kebersamaan antardaerah serta keterbukaan yang sama untuk memerangi dan melakukan percepatan penanganan COVID-19 di wilayah setempat.

"Jangan ada saling lempar-lemparan masalah karena semua daerah harus bersama-sama bekerja demi menanggulangi pandemi ini," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat.

Ia juga mengingatkan pesan Presiden Jokowi yang disampaikan saat kunjungan ke Jawa Timur pada Kamis (25/6) bahwa semua harus memiliki perasan sama dalam menangani virus corona.

Baca juga: Polisi akan terapkan kembali kawasan "physical distancing" di Surabaya

"Jadi perlu adanya keterbukaan seperti yang disampaikan bapak Presiden bahwa kita harus memiliki perasaan sama," ucapnya.

Mantan Bupati Tulungagung itu mengatakan pihaknya telah menggelar pertemuan dan membahas pesan Presiden dengan pejabat Forkopimda, khususnya terkait waktu dua pekan yang diberikan bagi Jatim untuk menurunkan angka COVID-19.

Pemprov dan jajaran Forkopimda Jatim mengadakan pertemuan dengan gugus tugas tiga wilayah di Surabaya Raya, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik di Markas Kodam V/Brawijaya Surabaya pada Kamis (2/7) malam.

Turut hadir Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Rahman serta Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah selaku pimpinan rapat.

Baca juga: Banyuwangi wilayah kasus COVID-19 terendah di Jatim

Sekdaprov Heru menyebut sekarang inilah waktu tepat untuk duduk bersama dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden bahwa angka COVID-19 di Jawa Timur harus turun. "Kalaupun tidak turun, paling tidak akan ada langkah konkret dari hulu sampai hilir," tegasnya.

Sementara itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah mengatakan untuk mewujudkan penurunan angka penularan COVID-19 di Surabaya Raya, salah satu hal krusial yang harus dilakukan adalah menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan.

Hal ini, kata dia, karena masih banyak masyarakat yang belum sadar akan ancaman nyata dari COVID-19.

"Saya sudah mendatangi beberapa rumah, ada yang dalam satu rumah tersebut terdapat lima orang, tapi maskernya hanya ada dua, jadi jika ada yang mau keluar rumah, masker tersebut dipakai bergantian. Lalu, kami bagikan lima masker," katanya.

Ia juga melihat bahwa saat malam hari di beberapa ruas jalan di Surabaya, banyak orang bersepeda, mulai tua, remaja, hingga anak-anak yang setelah itu berkumpul di Taman Bungkul.

"Ketika kami tanya, kenapa bersepeda ramai-ramai malam hari? Jawabannya karena bosan atau suntuk di rumah dan ingin jalan-jalan. Jika seperti ini terus, bagaimana bisa turun angka COVID-19?," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Jatim ingatkan lansia jangan sering keluar rumah

Baca juga: Pemerintah kirim aparat dan relawan baru kendalikan COVID-19 di Jatim


Di tempat sama, Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Imran mengusulkan agar dilakukan tindakan tegas kepada masyarakat yang masih mengabaikan protokol kesehatan, kemudian menerapkan jam malam di beberapa ruas jalan di wilayah Surabaya Raya.

"Kalau perlu, jam 21.00 WIB ditutup saja jalan yang menjadi tempat berkumpul masyarakat, lalu disemprot disinfektan. Kemudian, perlu adanya sanksi tegas, seperti di Banyuwangi jika ada tempat yang masih bandel, diberi kartu kuning, jika tetap nekat dikasih kartu merah atau tutup selamanya," katanya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020