Jakarta (ANTARA) - Koordinator International Council of Women (ICW) untuk wilayah Asia Pasifik Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan organisasi perempuan di seluruh dunia yang terafiliasi dengan ICW melanjutkan perjuangannya melalui kegiatan daring.

"Kebanyakan organisasi yang berafiliasi dengan ICW terpaksa menghentikan kegiatannya, tetapi perlahan memulai untuk melanjutkan perjuangannya melalui kegiatan berbasis daring," ujar Giwo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan itu isu-isu yang dilaporkan oleh negara-negara Asia Pasifik mengalami peningkatan signifikan selama pandemi COVID-19.

Isu yang mengemuka selama pandemi COVID-19 tersebut berupa kekerasan dalam rumah tangga, rasisme, diskriminasi gender dan kurangnya kesadaran terhadap kehamilan, angka kematian ibu dan angka kematian anak saat dilahirkan.

Baca juga: ICW pertanyakan rapat Komisi III DPR dengan KPK digelar di Gedung KPK

Baca juga: ICW kritisi Firli Bahuri rayakan Hari Bhayangkara di Gedung KPK


Sebelumnya, ICW melakukan rapat dewan direksi secara daring pada Rabu (9/7). Rapat tersebut dihadiri Presiden ICW Jungsook Kim (Korea), Linda Liu (Taiwan)
,Doris Bingley (Malta), Jamal Hermes Ghibril (Lebanon), Fatma Fatos Inal(Turki), Nebiye Isin Atala (Turki), Puspha Hedge (India), Martine Marandel (Perancis), Giwo Rubianto Wiyogo (Indonesia), dan Marie-Claude Bertrand (Peranci).

ICW merupakan federasi organisasi perempuan yang didirikan pada tahun 1888 dan mempunyai 65 negara anggota dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selama 130 tahun terakhir, ICW telah menjadi pelopor aktif dalam mempromosikan hak-hak perempuan internasional, berjuang untuk kemajuan perempuan dan selalu hadir dalam acara PBB untuk memastikan Piagam PBB memasukkan hak-hak perempuan yang setara.

Saat Commission on the Status of Women (CSW) dibentuk, ICW mewakili suara perempuan dan mempromosikan dan melindungi hak asasi perempuan internasional untuk menjadikan dunia tempat yang lebih aman dan lebih bahagia bagi perempuan.

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia atau Kowani, Giwo Rubianto sendiri telah terpilih menjadi salah satu Vice President ICW pada tahun 2018 di acara General Assembly ICW yang ke-35.

Dalam rapat tersebut, Giwo Rubianto menyatakan akan berusaha untuk menarik negara-negara yang belum menjadi National Council of Women (NCW) anggota aktif di ICW seperti Jepang dan Singapura. Hal tersebut dilakukan dengan cara memperkenalkan ICW melalui duta besar negeri-negeri tersebut yang berada di Indonesia ataupun melalui duta besar Indonesia di negara yang dikunjungi.*

Baca juga: Mengapa kerja KPK selama 6 bulan dinilai layak dapat rapor merah?

Baca juga: Dewan Pengawas KPK dinilai kontraproduktif selama 6 bulan bekerja

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020