Maskernya dipakai, jangan diturunkan
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin operasi penertiban masker terhadap pedagang maupun pembeli di Pasar Keputran Utara dan Selatan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

"Maskernya dipakai, jangan diturunkan. Yang sakit sudah ribuan jangan ditambah lagi. Nanti kalau sakit diisolasi 14 hari. Tidak enak memang (pakai masker), tapi kalau nanti sakit lebih tidak enak lagi," kata Risma saat mengimbau para pedagang dan pembeli di pasar.

Pada operasi kali ini, Risma tidak hanya ditemani oleh jajarannya, melainkan juga ditemani Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II) Marsdya TNI Imran Baidirus, serta Danrem Tipe A 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo, dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Eddizon Isir.

Dengan berjalan kaki bersama, Wali Kota Risma bersama rombongan menyisir di sepanjang Jalan Keputran. Hal ini untuk memastikan para pedagang serta pembeli di kawasan itu menerapkan protokol kesehatan, seperti jaga jarak dan memakai masker.

Tak hanya melakukan penertiban masker, seluruh pedagang beserta karyawan di pasar itu juga dilakukan rapid test atau tes cepat COVID-19 massal oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Hal ini untuk mengantisipasi tidak ada warga yang terpapar COVID-19.

Baca juga: Menkes lihat cara kerja Wali Kota Risma di dapur umum Surabaya

Baca juga: Wali Kota Surabaya sujud saat audiensi dengan IDI dan Persi


Bagi warga yang hasil tes cepatnya reaktif, mereka langsung dibawa ke salah satu hotel oleh Pemkot Surabaya untuk isolasi sembari dilakukan test swab.

"Kita rapid test semua, sebetulnya ini sudah ketiga kali di sini. Cuma sekarang saya pilih siapa yang ikut di-rapid. Jadi ini pengaruh dampaknya bisa ke kampung-kampung, karena itu kita lakukan (rapid test) ini supaya kampungnya juga aman," ujar Risma.

Risma menilai bahwa pasar merupakan salah satu tempat pertemuan orang dengan jumlah besar. Seperti di Pasar Keputran yang menjadi induk pertemuan pedagang antardaerah. Karena itu, disiplin menerapkan protokol kesehatan di pasar menjadi salah satu fokus utamanya.

"Jadi karena itu kenapa kemarin Kepala BNPB menyampaikan bahwa Surabaya (kasus COVID-19) sudah turun, tapi harus dijaga. Karena itu kenapa kita turun di sini, bahwa pertemuannya itu bukan hanya jumlah orang tapi juga berbagai wilayah," katanya.

Sementara itu, Pangkogabwilhan II Marsdya TNI Imran Baidirus menyampaikan sebenarnya cara untuk mengendalikan kasus COVID-19 sederhana yakni dengan disiplin menggunakan masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan.

"Kalau ini ditegakkan, pasti saya yakin bahwa efektivitas dari penegakan disiplin ini akan sangat baik implementasinya di lapangan," katanya.

Baca juga: 55 rumah sakit di Surabaya terima ribuan alat rapid test

Baca juga: Risma keliling kampung bagikan masker

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020