Jakarta (ANTARA) - Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Budi Prasetyo mengatakan sebanyak 1.923 peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) direlokasi pada tahap dua dikarenakan berbagai alasan.

"Mereka pada gelombang pertama, tubuhnya panas suhunya diatas 37,5 derajat Celcius. Kemudian dilakukan uji usap, hasilnya negatif. Nah, mereka ini akan direlokasi untuk UTBK pada 30 Juli mendatang pada sesi siang. Jumlahnya sekitar 1.923 peserta," ujar Budi dalam konferensi pers di IPB University, Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Dia menambahkan peserta yang direlokasi tersebut bukan karena sakit, tapi karena berbagai alasan, seperti hasil tes cepatnya reaktif. Jika hasil rapidnya reaktif atau tubuhnya panas, maka harus dilakukan uji usap. Jika hasilnya negatif baru diperkenankan untuk mengikuti UTBK.

Pelaksanaan UTBK gelombang dua diselenggarakan pada pada 20 hingga 29 Juli 2020 dan yang mengikuti jadwal relokasi diselenggarakan pada 30 Juli. Pelaksanaan UTBK tahap dua tersebut diselenggarakan di 34 pusat UTBK dan diikuti 153.251 peserta.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof Nizam mengatakan pelaksanaan UTBK, baik tahap satu dan tahap dua dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

Baca juga: Pusat UTBK IPB University layani 3.803 peserta pada tes gelombang dua

"Prioritas kami adalah kesehatan dan keselamatan peserta," ujarnya.

Baca juga: LTMPT catat 1.500 peserta tidak bisa mengikuti UTBK Tahap I

Dalam pengamatan Nizam, Pusat UTBK IPB University menerapkan protokol kesehatan dan juga pemeriksaan awal yang bagus. Nizam meninjau pelaksanaan UTBK pada sesi dua, yang mana pihak IPB University memberikan sarung tangan kepada peserta dan menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: LTMPT akan kembalikan uang peserta yang tidak bisa ikut UTBK

"Kami mengapresiasi penyelenggaraan UTBK. Ini bukti keseriusan pemerintah dalam mengakomodasi calon peserta," ujar Nizam.

Bagi peserta yang tidak bisa mengikuti ujian karena sakit, Nizam berpesan agar tidak patah semangat. Masih ada jalur seleksi mandiri yang bisa diikuti oleh calon mahasiswa tersebut.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020