Banjarmasin (ANTARA) - Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Pengendalian dan Penanggulangan COVID-19 Pemprov Kalimantan Selatan Roy Rizali di Banjarbaru, Senin, menargetkan pelaksanaan tes spesimen dengan PCR hingga 2 ribu spesimen per hari.

Roy usai melaksanakan rapat kerja daerah penanggulangan bencana di Banjarbaru, Senin, mengatakan saat ini beberapa alat PCR sedang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan tes usap (swab) massal dengan target 10 ribu tes.

"Alhamdulillah, kini penumpukan spesimen yang sebelumnya mencapai 5 ribu telah bisa diurai, dengan cara mengirimkan sebanyak 2.846 sampel ke Padang, Sumatera Barat, dan penambahan PCR atau polymerase chain reaction.

PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.

Baca juga: Kalsel segera tes swab 10 ribu warga

Baca juga: Kerja ikhlas dan berdoa dilindungi Tuhan dari COVID-19

Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Selain itu, kemampuan pengetesan PCR di Kalsel juga terus bertambah, dari sebelumnya hanya sekitar 200 spesimen kini telah mampu mengetes 1.200 spesimen.

"Kemampuan PCR kita sudah jauh di atas. Sebelumnya, spesimen yang masuk ke laboratorium per hari mencapai 700 spesimen sedangkan kemampuan pengetesan sudah mencapai 1.200 spesimen," katanya.

Diharapkan, saat pelaksanaan program 10 ribu tes usap nanti, kemampuan PCR telah mencapai 2 ribu per hari, sehingga hasil yang didapat juga lebih cepat diketahui.

Saat ini kemampuan pengetesan spesimen di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Banjarbaru mencapai 500 spesimen.

Selanjutnya RS Ansyari Saleh Banjarmasin sebanyak 186 spesimen per hari, RSUD Ulin Banjarmasin 500 spesimen dan akan dimaksimalkan hingga seribu spesimen.

RS Bhayangkara, direncanakan juga akan mampu mengetes sekitar 400 spesimen per hari, begitu juga dengan laboratorium di Kabupaten Tanah Bumbu, juga akan mampu mengetes 400 spesimen per hari.

Menurut Plt Kepala BPBD yang juga Kepala Dinas PUPR Kalsel itu, tes usap massal tersebut, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan lebih efektif.

Sebelumnya, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan, Pengendalian dan Penanganan COVID-19 Kalimantan Selatan HM Muslim mengatakan keterlambatan hasil konfirmasi spesimen tindak lanjut tes cepat menjadi salah satu kendala pencegahan penyebaran COVID-19.

Menurut Muslim, melalui dukungan penambahan alat PCR tersebut, penelusuran akan dilakukan lebih masif untuk menemukan kasus COVID-19 yang sampai saat ini mungkin belum terdeteksi, sehingga terjadi penambahan kasus yang lebih besar.

Semakin banyak kasus yang cepat ditemukan, akan semakin cepat upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di masyarakat.*

Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di Kalsel 202 orang

Baca juga: Pasien COVID-19 di Kalsel yang sembuh bertambah 140 orang

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020