tuntaskan kurikulum yang disederhanakan dan sifatnya adaptif
Jakarta (ANTARA) - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku surat terbuka yang disampaikannya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mendapat banyak dukungan dari para guru dan orang tua siswa.

"Dengan (surat) terbuka ini, biarkan semua orang menilai. Akan ada pro dan kontra. Tapi berdasarkan surat yang dikirim, saya mendapat dukungan banyak sekali dari para ibu, ayah, dari para guru," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti melalui sambungan telepon dengan ANTARA Jakarta, Senin.

Ia mengatakan dirinya mendapat dukungan dari para orang tua dan guru terkait penyampaian surat terbuka tersebut dan bahwa mereka merasa telah dibantu untuk bersuara atas masalah yang mereka hadapi terkait dengan PJJ.

"Mereka merasa bahwa di antara kefrustrasian ternyata masih ada kawan. bahwa sebenarnya pandemi seperti ini tidak sekadar memukul ekonomi, tapi juga memukul keluarga. Mereka pontang-panting juga harus kerja. Walaupun kemudian kerja di rumah misalnya. Tetap para orang tua ini juga harus mendampingi anak belajar. Mereka juga kerap putus asa karena enggak tahu jawabannya apa, ngerjainnya gimana," ujar Retno.

Baca juga: Kemendikbud tengah selesaikan kurikulum untuk masa pandemi
Baca juga: Satgas Penanganan COVID-19: Kreativitas PJJ perlu diapresiasi


PJJ yang dilaksanakan selama pandemi ini, katanya, tidak hanya membuat para siswa stres, tetapi juga orang tua mereka. Menurutnya, sudah menjadi tugas negara untuk melayani dan memenuhi hak rakyat untuk menerima pendidikan. Tetapi sebaliknya, selama pandemi ini, banyak di antara mereka tidak dilayani, bahkan banyak siswa tidak bisa naik kelas karena dianggap tidak mengumpulkan tugas.

Padahal, kata dia, tidak terkumpulnya tugas siswa-siswa tersebut karena mereka tidak tahu atau karena mereka tidak memiliki alat yang memadai untuk dapat terhubung dengan gurunya.

Persoalan teknis dan kendala ekonomi sehingga tidak bisa mengakses pembelajaran secara daring menyebabkan banyak siswa tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh para guru.

Sebelumnya, pada Sabtu (1/8), KPAI menyampaikan surat terbuka kepada Mendikbud Nadiem Makarim yang berisi tuntutan agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) segera mencari solusi atas berbagai permasalahan yang muncul terkait PJJ.

Dalam surat tersebut, Retno mempertanyakan mengapa Mendikbud sampai saat ini belum mampu mengatasi persoalan yang muncul terkait dengan PJJ.

Baca juga: Pantau PJJ, Nadiem ingin siswa kembali ke sekolah seaman mungkin
Baca juga: Komisi X DPR minta Nadiem buat peta kebutuhan pembelajaran jarak jauh


Retno mendorong Kemendikbud untuk segera membuat terobosan di bidang pendidikan sehingga terobosan itu dapat menyudahi penderitaan yang dialami oleh para orang tua dan siswa selama PJJ.

"Jadi kagetnya jangan kelamaan. Harusnya kementerian ini melakukan terobosan, membantu. Dengan cara apa? Ya dengan (membuat) payung hukum," katanya.

Retno menekankan bahwa Kemendikbud semestinya sudah membuat kurikulum yang disesuaikan dengan situasi darurat COVID-19 saat ini.

Kurikulum pada masa darurat tersebut, katanya, harus dibuat sesederhana mungkin dan harus dengan mengubah standar nasional pendidikan.

Saat ini, Mendikbud, katanya, seharusnya sudah membuat Peraturan Menteri (Permen) untuk dapat mengubah standar isi dan standar penilaian dalam kurikulum tersebut.

"Jadi yang saya harapkan, segera tuntaskan. Keluarkan Permendikbud tentang standar isi dan standar penilaian. Tuntaskan kurikulum yang disederhanakan dan sifatnya adaptif. Kemudian sistem penilaiannya juga harus diubah. Jadi itu yang ditunggu-tunggu para guru, sekolah, anak-anak dan orang tua," demikian kata Retno.

Baca juga: Menteri Nadiem sebut kuota internet jadi masalah utama PJJ
Baca juga: KPAI minta pemerintah jangan nekat buka sekolah di tengah pandemi

Pewarta: Katriana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020