Pontianak (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR RI Siswono Yudo Husodo menyatakan ada kecenderungan tingkat kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit oleh asing semakin meningkat.

"Padahal, secara teknis perkebunan kelapa sawit dapat didukung modal dalam negeri," kata Siswono Yudo Husodo disela kunjungan masa reses Komisi IV ke Kalimantan Barat di Pontianak, Senin.

Ia mencontohkan di Kalbar ada tujuh penanaman modal asing sedangkan penanaman modal dalam negeri hanya enam perusahaan. "Kepala daerah selaku pemberi izin perlu mempertimbangkan kondisi itu untuk masa selanjutnya," katanya.

Luas areal perkebunan kelapa sawit di Kalbar hingga Oktober 2009 tercatat 499.548 hektare, masih jauh dari target pengembangan 1,5 juta hektare.

Sementara data dari Sawit Watch sekitar 50 dari luas areal perusahaan perkebunan sawit sekitar 7,8 juta hektare di Indonesia milik asing. Di antaranya pengusaha asal Malaysia, Singapura, AS, Inggris, Belgia

Kepala Departemen Mitigasi Resiko Sosial dan Lingkungan Sawit Watch Norman Jiwan mengatakan faktor pemicu hal itu, karena ada permainan di tingkat pengambil keputusan terutama di daerah dalam hal memberikan izin.

"Untuk satu hektare lahan sawit paling tidak para pengambil keputusan itu mendapat komisi sebesar Rp1 juta hingga Rp3 juta," katanya.

Secara keseluruhan, perkebunan sawit dikuasai oleh 30 grup dan sekitar 700 anak perusahaan. Hanya dalam waktu lima tahun dari 1999 - 2004 laju tanam perkebunan sawit mencapai 400 ribu hektare per tahun.

Areal yang dicadangkan untuk perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan di Indonesia seluas 18 juta hektare. Sedangkan luas areal yang dikelola untuk sawit tersebut ditargetkan menjadi 10 juta hektare di tahun 2014.

Dirjen Perkebunan Achmad Manggabarani mengatakan Indonesia tetap fokus dalam upaya mencapai target produksi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebanyak 40 juta ton pada tahun 2020.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009