Pembelian 'safe-haven' telah mendorong harga emas menembus 2.000 dolar AS untuk pertama kalinya
Chicago (ANTARA) - Emas melonjak dan menembus level psikologis 2.000 dolar AS per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena lingkungan suku bunga yang sangat rendah dan harapan lebih banyak stimulus AS untuk melindungi ekonomi yang terpukul virus corona meningkatkan daya tarik safe-haven emas. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melonjak 34,7 dolar AS atau 1,75 persen, menjadi ditutup pada 2.021 dolar AS per ounce. Emas berjangka naik tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.986,3 dolar AS per ounce sehari sebelumnya (3/8/2020).

Baca juga: Emas relatif stabil di tengah penguatan dolar dan aksi ambil untung

Emas berjangka menguat 19,1 dolar AS atau 0,97 persen menjadi 1.985,90 dolar AS pada akhir pekan lalu (31/7/2020), setelah merosot 11,1 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.942,30 dolar AS pada Kamis (30/7/2020) dan naik 8,8 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.953,40 dolar AS pada Rabu (29/7/2020).

"Pembelian safe-haven telah mendorong harga emas menembus 2.000 dolar AS untuk pertama kalinya ketika dolar AS menguji posisi terendah yang terakhir terlihat lebih dari dua tahun lalu, suku bunga riil negatif turun ke level yang terakhir terlihat pada 2013 dan harapan untuk paket stimulus lebih lanjut terus menguat," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper, dikutip dari Reuters.

"Mengingat seberapa cepat harga telah reli, risiko kemunduran sementara telah meningkat," kata Cooper, menambahkan keseimbangan risiko masih tetap cenderung ke sisi kenaikan mengingat latar belakang makro tetap "sangat menguntungkan."

Pembicaraan antara Gedung Putih dan para pemimpin Demokrat di Kongres AS akhirnya bergerak ke "arah yang benar" ketika mereka mencoba mencapai kesepakatan mengenai RUU bantuan besar virus corona, kata seorang Demokrat terkemuka di Senat AS.

Konfirmasi bahwa telah ada perkembangan dalam negosiasi dengan Partai Republik mengenai dukungan COVID-19, yang baru telah mendorong emas kembali ke level tertinggi baru-baru ini, kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia dan logam dasar di BMO.

Emas telah melonjak 33 persen sepanjang tahun ini, didukung terutama oleh suku bunga yang lebih rendah dan stimulus luas oleh bank-bank sentral global untuk meringankan pukulan ekonomi dari pandemi.

Harga dapat naik menuju level 2.300 dolar AS pada akhir tahun, menurut Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

“Pasar surat utang memberi sinyal kuat bahwa lingkungan suku bunga yang lebih rendah ini akan tetap ada. Dalam dekade terakhir, surat utang selalu lebih unggul daripada emas, tetapi saat ini bukan itu masalahnya, kita akan melihat fokus utama investor adalah pada emas."

Logam mulia lainnya juga mengikuti, dengan perak untuk pengiriman September naik 1,611 dolar AS atau 6,6 persen, menjadi ditutup pada 26,028 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 24,1 dolar AS atau 2,59 persen, menjadi menetap pada 955,2 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas "rebound" 19,1 dolar AS, investor kembali memburu aset aman

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020