seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan transportasi yang efektif, integrasi moda merupakan keniscayaan yang akan didorong dan ditingkatkan di masa depan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai ojek dan taksi daring lebih unggul dari angkutan pengumpan dalam memindahkan penumpang dari dan ke simpul transportasi.

“Dengan basis layanan bersifat ‘on demand service’, tentu ride-hailing memiliki keunggulan dibandingkan ‘feeder’ (pengumpan) yang konvensional, yakni dengan menghadirkan kemudahan akses di manapun, kapanpun dibutuhkan, khususnya dalam melayani ‘first mile’ dan ‘last mile;,” kata Menhub dalam sambutannya pada webinar yang bertajuk “Peranan Transportasi Daring dalam Penggunaan Transportasi Massal: Gagasan untuk Integrasi Antarmoda dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)” di Jakarta, Rabu.

Budi menjelaskan seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan transportasi yang efektif, integrasi moda merupakan keniscayaan yang akan didorong dan ditingkatkan di masa depan.

Baca juga: Pulihkan transportasi masa pandemi, Menhub cari kebijakan yang pas

Secara fisik, menurut dia, terkait pengembangan transit dan perpindahan moda, tentunya tidak terlepas dari pengembangan sistem transportasi dan angkutan pengumpan (feeder).

“Sebagai sistem transportasi massal layaknya MRT, BRT, LRT, tentunya memerlukan dukungan ‘feeder’ atau sistem pengumpan sebagai ‘first mile’ atau ‘last mile’ melalui moda angkutan dengan ukuran yang lebih kecil dan fleksibel,” katanya.

Namun, lanjut dia, seiring dengan perubahan pola mobilitas masyarakat yang semakin dinamis, angkutan pengumpan konvensional dinilai kurang dapat diandalkan.

“Pesatnya pertumbuhan permintaan perjalanan harian penduduk di wilayah perkotaan serta perubahan pola pergerakan dinamis, penegakan penyediaan layanan feeder konvensional kurang kurang dapat diandalkan,” katanya.

Baca juga: Menhub apresiasi inovasi ojek dan taksi daring di masa pandemi

Menhub berpendapat diperlukan sistem yang mampu melayani kebutuhan perjalanannya masyarakat secara fleksibel dan dapat dijangkau secara “real time”.

Untuk itu, dia mengatakan keberadaan sistem ‘ride-hailing’ (ojek dan taksi daring), dapat dimanfaatkan untuk mengisi kebutuhan layananan pengumpan guna mendukung Layanan Transportasi massal Perkotaan secara optimal.

“Dengan pengembangan sistem transit yang andal dan keterpaduan dengan ‘ride-hailing’, era ‘mobility as a service ‘bisa terwujud. Sebuah era di mana perjalanan dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun di manapun, ke manapun, dengan memanfaatkan layanan transportasi yang selalu tersedia tanpa harus tergantung pada pemilik atas kendaraan pribadi,” ujarnya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020