Orang itu dites untuk COVID-19, tetapi hasil tes tidak meyakinkan
Jenewa/Seoul (ANTARA) - Hasil tes Korea Utara untuk seorang pria yang diduga sebagai kasus virus corona pertama di negara itu tidak meyakinkan, meskipun pihak berwenang telah mengarantina 3.635 kontak primer dan sekunder, kata seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada Reuters.

"Orang itu dites untuk COVID-19, tetapi hasil tes tidak meyakinkan," ujar Perwakilan WHO untuk Korea Utara Dr. Edwin Salvador melalui komentar yang dikirim ke Reuters melalui surat elektronik pada Rabu.

Pada 26 Juli, Korea Utara telah menyatakan keadaan darurat dan mengunci kota perbatasan Kaesong setelah seseorang yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu kembali melintasi perbatasan yang dibentengi dengan apa yang media pemerintah sebut sebagai gejala COVID-19.

Pada saat itu, media pemerintah tidak menjelaskan apakah orang itu telah diuji, dengan mengatakan "hasil pasti dibuat dari beberapa pemeriksaan medis".

Baca juga: Kim Jong Un sebut Korut berhasil cegah COVID-19 mewabah
Baca juga: WHO: Korut buka kembali sekolah tapi tetap waspadai COVID-19


Tetapi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan bahwa "virus ganas dapat dikatakan telah memasuki negara itu".

Jika dikonfirmasi, kasus itu akan menjadi yang pertama secara resmi diakui oleh otoritas Korea Utara, tetapi sejak itu, media pemerintah terus mengatakan tidak ada kasus yang dilaporkan.

Sebanyak 64 kontak pertama dan 3.571 kontak sekunder dari kasus yang dicurigai telah diidentifikasi dan dikarantina di fasilitas pemerintah selama 40 hari, kata Salvador.

Kaesong tetap dikunci, dan dokter rumah tangga terus melakukan pengawasan di kota, kata dia.

Meskipun tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi, Korea Utara telah memberlakukan penguncian skala luas dan melakukan pelacakan kontrak, tambahnya.

Surat kabar partai yang berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun, menyerukan pada Rabu kepada semua warga negara untuk mengambil bagian dalam langkah-langkah antiepidemi yang memperingatkan bahwa setiap pelanggaran peraturan dapat memiliki "konsekuensi kritis".

Beberapa pakar luar dan pejabat AS meragukan klaim Korea Utara yang tidak memiliki kasus virus corona, tetapi tidak ada kasus yang dikonfirmasi secara independen.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korut tingkatkan pencegahan COVID-19 terkait dugaan infeksi pertama
Baca juga: Kim Jong Un: COVID-19 mungkin sudah masuk ke Korut

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020