Kalau sama-sama pakai masker, harusnya virus tidak akan keluar karena percikan ludahnya semua di dalam masker
Jakarta (ANTARA) - Para pakar kesehatan berkali-kali menyuarakan pentingnya masker untuk menekan penularan COVID-19, termasuk di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini.

Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 diketahui menyebar melalui percikan air liur atau droplet saat seseorang berbicara, batuk atau bersin.

Jika seseorang berbicara atau batuk tanpa mengenakan masker, air liur yang mungkin mengandung virus terpercik menginfeksi orang lain tanpa dia dan orang itu sadari.

"Kalau sama-sama pakai masker, harusnya virus tidak akan keluar karena percikan ludahnya semua di dalam masker," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito A Damay, kepada ANTARA, Sabtu.

Baca juga: Lima tips kenakan masker secara aman di cuaca panas

Berbagai studi sudah menunjukkan efektivitas masker menurunkan risiko percikan droplet dalam kaitannya dengan COVID-19, salah satunya yang dipublikasikan dalam jurnal Physics of Fluids pada Agustus 2020.

Studi ini memperlihatkan, masker sekali pakai saja bisa menurunkan jarak percikan droplet saat batuk hingga 0,5 meter dari yang seharusnya tiga meter jika orang yang batuk ini tak pakai masker.

"Sekalipun masker tidak menyaring semua partikel, jika kita bisa mencegah awan partikel tersebut bergerak sangat jauh, ini lebih baik daripada tidak melakukan apa pun," kata Padmanabha Prasanna Simha dari Sri Jayadeva Institute of Cardiovascular Sciences and Research, salah satu peneliti studi.

Lalu bagaimana dengan masker kain? Vito mengatakan, masker berbahan kain katun sebenarnya aman, apalagi untuk bernapas karena ada pori-pori di antara jahitan kainnya.

"Kalau katun sebenarnya aman. Jadi ada pori-pori di antara jahitan kainnya," tutur dia yang beberapa kali menjadi pembicara dalam acara yang digelar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di kantor Graha BNPB.

Para peneliti di Inggris melalui studi yang dipublikasikan dalam Journal of Hospital Infection mengungkapkan, selembar selendang dan kain katun bisa mengurangi risiko infeksi sekitar 44 persen ketika dikenakan di daerah terkontaminasi COVID-19 selama 30 detik.

Setelah 20 menit paparan di lingkungan yang sangat terkontaminasi, pengurangan risiko turun menjadi 24 persen. Namun ini lebih baik dari nol.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan masker kain tiga lapisan yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester.

Baca juga: Berjerawat karena mengenakan masker? Ini tips perawatannya

Sementara itu, sebuah penelitian dari Universitas Illinois menemukan, tiga lapis kain 100 persen katun berpeluang sama protektifnya seperti masker medis atau bedah.

Untuk memastikan adakah risiko droplet keluar melalui masker yang Anda pakai, coba manfaatkan kipas angin. Vito mengatakan, jika hembusan angin dari kipas menembus masker, maka artinya droplet juga bisa menembus keluar masker.

Di sisi lain, dokter spesialis jantung dari Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapura, Nikolas Wanahita menuturkan, bahkan jika sampai seseorang terkena COVID-19 walau sudah pakai masker, maka ini bisa menjadi salah satu faktor penentu tingkat keparahan COVID-19-nya.

Saat seseorang batuk (kemungkinan ditemukan COVID-19 pada droplet) mengenakan masker dan menjaga jarak berada di sekitar orang lain yang juga bermasker, maka jumlah virus masuk ke hidung dan mulut orang-orang lebih kecil.

Jika nantinya orang di sekitar terkena COVID-19, maka kemungkinannya tidak parah, ringan atau bahkan tak bergejala.

Nikolas menilai penggunaan masker dan menjaga jarak lebih efektif ketimbang strategi lockdown.

"Memang bukan jaminan tidak terkena COVID-19, tetapi kalau memakai masker dan menjaga jarak, COVID-19 yang didapatkan jenisnya ringan atau tidak bergejala," kata dia.

Hal senada diungkap Vito. Menurut dia, secara teori, jika banyak virus yang masuk atau viral load tinggi dalam tubuh seseorang maka angka keparahannya mungkin lebih berat. Viral load jugalah yang menjadi salah satu alasan orang dengan COVID-19 bisa mengalami drop hingga membutuhkan perawatan khusus, bergelaja ringan atau bahkan tak mengalami gejala apa pun.

Bukan melulu sekadar pakai masker

Namun, menurut Vito, bukan melulu cara memakai tetapi juga cara memperbaiki dan melepas yang menjadi faktor efektivitas masker menurunkan penyebaran COVID-19.

"Masker menurutku sangat penting untuk diketahui cara memakai, memperbaiki dan melepasnya. Jadi bukan sekedar pakai masker," kata dia.

Pemakaian masker yang tepat yakni tertutupinya mulut serta hidung. Kendra McMillan dari American Nurses Association di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat menyarankan orang-orang memastikan hidung dan mulut tertutup masker dan memakai masker secara pas atau tak mudah tergeser saat dikenakan.

"Pas kuncinya. Seharusnya tidak terlalu ketat sehingga menghambat kemampuan Anda bernapas, tetapi juga harus pas di wajah sehingga tak bergeser," ujar dia seperti dilansir Livestrong.

Baca juga: Bukan hanya pasangan, pakai masker juga harus pas

Kemudian, saat memperbaiki letak masker atau melepasnya, pastikan untuk mencuci tangan terlebih dulu.

"Perbaiki masker dari depan, harusnya dari samping dengan tangan yang bersih. Ketika mau buka masker, cuci tangan dulu. Jadi bukan hanya pakai masker, tetapi harus benar cara memakainya, cara melepasnya, cara memperbaikinya dengan kondisi tangan bersih," kata Vito.

Selain itu, masker untuk memperlambat penyebaran virus SARS-CoV-2 juga harus dikombinasikan protokol kesehatan lain yakni rajin mencuci tangan dan menjaga jarak fisik serta sosial.

Untuk memudahkan, langkah berikut bisa dilakukan terkait memakai dan melepas masker kain seperti dilansir Mayo Clinic:

1. Cuci atau bersihkan tangan Anda sebelum dan sesudah mengenakan dan melepas masker.
2. Kenakan masker menutup mulut dan hidung Anda.
3. Ikat di belakang kepala Anda atau gunakan loop telinga dan pastikan pas.
4. Jangan sentuh masker saat memakainya. Jika Anda tidak sengaja menyentuh masker, cuci atau bersihkan tangan Anda.
5. Jika masker Anda basah atau kotor, ganti dengan masker yang bersih. Masukkan masker bekas ke dalam kantung yang bisa ditutup rapat sampai Anda bisa mencucinya.
6. Lepaskan masker dengan melepasnya atau melepaskan simpul telinga tanpa menyentuh bagian depan masker atau wajah Anda.
7. Cuci tangan Anda segera setelah melepas masker.
8. Cuci masker Anda secara teratur dengan sabun dan air dengan tangan atau di mesin cuci. Tidak masalah untuk mencucinya bersama pakaian lain.

Duta masker

Di tengah anjuran mengenakan masker terutama saat berada di luar rumah, Anda mungkin masih menemukan orang-orang yang enggan memakainya, atau tak menerapkan protokol kesehatan kala mengenakan dan melepasnya. Perlukah hadirnya sosok duta masker?

"Aku merasa duta masker adalah kita semua. Kalau ketemu orang yang belum paham baiklah kita saling mengingatkan, karena prinsipnya maskerku melindungimu dan maskermu melindungiku," kata Vito.

Bukan hanya memakai, tetapi juga cara memperbaiki dan melepasnya juga harus benar.

Dia mengingatkan, pemakaian masker kain sudah cukup menurukan risiko penularan (COVID-19) apalagi yang dikombinasikan dengan mencuci tangan dan menjaga jarak.

Kemudian, mengenai face shield, benda ini dianjurkan jika Anda pergi ke tempat ramai dan kita sulit menjaga jarak untuk mencegah risiko penularan melalui pori-pori wajah atau, menyentuh wajah sembarangan.

Vito juga menyoroti masih ada orang yang berinteraksi dengan orang di luar rumah terkadang merasa masker mengganggu mulut saat berbicara, lalu melepaskannya (masker). Belum lagi jika selama mengobrol, orang itu menyentuh wajah, hidung atau mulut dengan tangan tanpa mencucinya dulu.

Jadi, poinnya dalam hal ini mengurangi interaksi tidak perlu dengan orang lain seperti mengobrol yang memasukkan unsur ghibah, dokter?

"Iya gosip dan ghibah memang jangan walaupun pakai masker juga. Ghibah virtual pun jangan," kata Vito berkelakar.

Baca juga: Cara cegah jerawatan akibat pakai masker

Baca juga: Pakai masker hingga olahraga, cara Fanny Ghassani cegah sakit

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020