Hingga saat ini sudah ada empat desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih
Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Jumlah desa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan bertambah jadi empat, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti.

"Hingga saat ini sudah ada empat desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, yakni Desa Kaliputih, Kecamatan Purwojati, Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawalo, Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, dan Desa Kedungpring, Kecamatan Kemranjen," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Kendati demikian, katanya usai acara peluncuran truk tangki air milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyumas oleh Bupati Banyumas Achmad Husein di halaman Pendopo Sipanji, Purwokerto, diakui hingga saat ini pihaknya baru dua kali menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Kedungpring, sedangkan untuk tiga desa lainnya belum dilakukan.

"Itu karena warga Desa Kedungpring sudah menyiapkan tempat penampungan air, sedangkan di tiga desa lainnya baru dilakukan asesmen dan sosialisasi terkait dengan titik-titik distribusi maupun penampungan. Namun dalam minggu ini sudah akan ada penyaluran bantuan," kata Titik Puji Astuti.

Sementara saat peluncuran truk tangki air, Bupati Banyumas Achmad Husein menyambut baik pengadaan armada yang dilakukan oleh PMI guna membantu Pemkab Banyumas dalam mendistribusikan bantuan air bersih kepada masyarakat ketika musim kemarau.

Menurut dia, kehadiran truk tangki air milik PMI tersebut akan menambah layanan kepada masyarakat mengingat Pemkab Banyumas hanya memiliki dua truk tangki air, masing-masing berada di BPBD serta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

"Dengan peluncuran ini, semoga warga yang membutuhkan dapat segera terlayani," katanya.

Terkait dengan operasional yang melibatkan banyak pihak, Bupati mengingatkan hal itu agar dilakukan secara transparan dengan membuat tabel biaya operasional untuk pengiriman air ke daerah satu ke daerah lain yang tentu berbeda.

Menurut dia, penentuan tarif tersebut menjadi penting agar petugas dan donatur tidak kesulitan dalam menentukan tarif.

"Donatur bisa melihat secara tranparan sehingga bisa menentukan harus membantu berapa," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, dia berpesan kepada seluruh pengurus PMI untuk tetap menjaga netralitas dengan menggunakan truk tangki air itu guna membantu masyarakat, bukan untuk kampanye partai.

"Orangnya boleh berpartai tetapi secara organisasi harus netral dan tetap berhaluan pada kemanusiaan. Meski saya juga orang partai, tetapi tidak tega apabila bantuan ditumpangi dengan kepentingan politik, PMI harus bisa menjaga itu," katanya.

Sementara itu, Ketua PMI Banyumas Dibyo Yuwono mengatakan biaya pegadaan truk tangki air tersebut berasal dari Bulan Dana PMI Tahun 2019 yang dikoordinasi oleh Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas.

Menurut dia, truk tangki berkapasitas 5.000 liter tersebut sebagai sarana distribusi air bersih dari PMI untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih saat musim kemarau.

Selain itu, kata dia, truk tersebut juga bisa digunakan masyarakat untuk menyedekahkan air dengan cara menyumbang operasionalnya untuk masyarakat.

“Dana masyarakat yang kami himpun, kami wujudkan sarana dan kembali kepada masyarakat dalam bentuk layanan dan pemanfataatanya," katanya.

Setelah diresmikan penggunaannya, kata dia, truk tangki tersebut menjalani operasional perdana untuk mengirimkan bantuan air bersih bagi warga Desa Kedungpring.

Koordinator Bulan Dana PMI Tahun 2019 yang juga Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka mengatakan dipilihnya sarana berupa truk tangki air oleh PMI menjadi sangat penting mengingat banyak warga Banyumas yang kekurangan dan membutuhkan air saat kemarau berkepanjangan.

“Kami turut bangga karena tahun 2019, dalam penggalangan bulan dana PMI, Polresta Banyumas menjadi penanggungjawab, dan terwujud mobil truk untuk kepentingan masyarakat," katanya.

Baca juga: BPBD Banyumas intensifkan distribusi air bersih

Baca juga: Akademisi: Mitigasi kekeringan perlu disiapkan jelang puncak kemarau

Baca juga: PDAM Banyumas data penurunan debit sumber air

Baca juga: BPBD Banyumas: 10 desa hadapi krisis air bersih

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020