Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail bertekad menurunkan seluruh baliho maupun banner yang menampilkan gambar figur pejabat atau politikus yang tidak menggunakan masker dan terpampang di berbagai sudut kota.

"Mulai hari ini, bagaimana kalau kita sepakat agar baliho-baliho yang foto figurnya tidak memakai masker kita turunkan, termasuk baliho saya," kata Gubernur di Ambon, Kamis.

Pemasangan baliho yang figur atau tokohnya tidak menggunakan masker tanpa disadari sebenarnya tidak mendidik masyarakat dalam suasana pandemi COVID-19 saat ini yang belum berakhir.

Menurut Gubernur, langkah ini tentunya menjadi peringatan bagi semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan diri, keluarga, dan komunitas dalam menghadapi ancaman pandemi COVID-19.

Baca juga: Puluhan penumpang Sanus 34 tujuan Saumlaki-Maluku positif COVID-19

Baca juga: Dilanda COVID-19, Kantor Gubernur Maluku tutup 4-6 September


"Kita semua dituntut untuk bisa membentengi diri dengan merangkaikan protokol kesehatan yang tanpa kita sadari saat ini telah menjadi gaya hidup yang wajib diterapkan," tegasnya.

Dia mengakui kalau Indonesia agak terlambat dalam penanganan pandemi COVID-19, karena di Wuhan (Tiongkok) pada bulan Agustus-Desember 2019 sudah mulai masuk di sana.

Puncaknya pada Desember 2019, sekitar 350.000 orang wuhan ke luar negeri seperti Italia dan Amerika Serikat, termasuk beberapa orang masuk Indonesia sehingga jumlah kasus penyebarannya meningkat drastis.

Kemudian pada Januari dan awal Februari 2020 di Indonesia masih dianggap biasa, tetapi di akhir Februari justeru Gubernur DKI Jakarta mengatakan kalau sudah ada orang yang terpapar virus corona.

Awalnya data ini dibantah pemerintah, namun tanggal 1 Maret 2020 baru dilaporkan oleh Menkes ke Presiden RI sudah ada tiga orang yang terpapar di Jakarta.

"Jadi jangan kita melawan kodrat, dan kita menangani pandemi COVID-19 secara serentak di Indonesia tanggal 22 Maret 2020, sebab pada dasarnya kita semua sudah terpapar virus corona" ucap Gubernur.

Namun, karena imun atau kekebalan tubuh seseorang yang kuat bisa melawan virus tersebut.

Meski pun imun seseorang kuat dan lolos dari serangan virus corona, namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan karena belum tentu orang tua, anak-anak, atau saudara di rumah memiliki daya tahan tubuh yang sama.

Gubernur juga menduga pernah mendapatkan imunisasi cacar dan hepatitis B sehingga daya tahan tubuh terhadap serangan virus corona bisa dilawan, tetapi diharapkan ke depannya juga bisa dilakukan imunisasi COVID-19 kepada masyarakat.*

Baca juga: Satu positif, 248 penumpang KM Sanus-34 di Saumlaki-Maluku dites usap

Baca juga: Pelayanan kesehatan di RSU Tobelo dihentikan sementara

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020