Sejak aktif kembali, dalam sehari itu sampel yang diuji di atas 100 sampel
Jambi (ANTARA) - Pelaksanaan tes usap COVID-19 di Provinsi Jambi secara mandiri sudah aktif kembali, setelah sempat berhenti dan dalam sehari melakukan pengujian terhadap 100 lebih  sampel usap.

"Uji swab secara mandiri di Jambi sempat terhenti selama lima hari, namun saat ini sudah aktif kembali," kata Kepala BPOM Jambi Antoni Asdi di Jambi, Senin.

Pelaksanaan uji usap dengan metode reaksi rantai polimerace  (PCR) di Jambi secara mandiri tersebut sempat terhenti karena kehabisan sarana prasarana atau alat untuk pengujian yang fungsinya sekali pakai, seperti pinset dan lain-lain.

Baca juga: Fabiansyah, putra bungsu Wali Kota Jambi meninggal dunia

Habisnya alat sekali pakai di laboratorium BPOM tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah sampel COVID-19 yang harus diuji.

Di awal pelaksanaan uji usap mandiri dilakukan, sampel yang di uji hanya berkisar 30 sampai 50 sampel dalam satu hari. Namun sejak Agustus hingga September 2020 ini terjadi peningkatan pengujian COVID-19. Di mana dalam satu hari sampel yang harus diuji berkisar 120 sampai 200 sampel.

"Sejak aktif kembali, dalam sehari itu sampel yang diuji di atas 100 sampel," kata Antoni Asdi.

Baca juga: Belasan warga Tanjungjabung Barat positif COVID-19

Secara teknis tidak ada kendala yang dihadapi untuk pengujian swab yang dilakukan di Laboratorium BPOM Jambi. Hanya saja ketersediaan alat sekali pakai untuk uji usap tersebut terbatas. Sehingga BPOM harus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jambi dan Kota Jambi untuk menyuplai alat alat sekali pakai tersebut.

Terkait bahan lainnya seperti pereaksi kimia atau reagent, BPOM Jambi tidak kekurangan. Sebab, melalui Pemerintah Kota Jambi, diberikan bantuan dari Temasek Foundation Singapura reagent untuk uji swab tersebut dengan sampel yang bisa diuji mencapai 10 ribu sampel.

Baca juga: Pelayanan Puskesmas Koni di Jambi ditutup

Meski demikian, BPOM Jambi berharap terjadi penurunan jumlah sampel yang di uji. Sebab, jika jumlah sampel yang diuji semakin banyak hal tersebut menandakan penularan COVID-19 yang terjadi semakin menjadi.

"Harapannya tentu sampel yang diuji jumlahnya menurun, maka dari itu masyarakat hendaknya menerapkan secara disiplin protokol kesehatan COVID-19," kata Antoni Asdi.

Baca juga: Usai pulang dari Bali, tiga warga Kota Jambi positif COVID-19
 

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020