Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian meminta para camat harus ikut berperan dalam penanganan dan penanggulangan COVID-19 di wilayahnya masing-masing.

Karenanya, kata Tito, sangat penting para camat harus memahami tentang virus COVID-19 sehingga bisa ikut berkontribusi menyadarkan masyarakat untuk taat terhadap protokol kesehatan COVID-19.

Sebagaimana siaran pers Puspen Kemendagri, Tito menyampaikannya saat memberi arahan di acara webinar nasional Mendagri Menyapa Camat Tahun 2020 dengan tema "Peran Strategis Camat dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 serta Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi", Rabu.

Menurut Mendagri, sangat penting bagi para camat mengetahui kekuatan penularan dan kelemahan dari COVID-19, sekaligus tahu cara mematikannya sehingga bisa membuat pengarahan kepada warganya masing-masing.

Baca juga: Kemendagri gelar rakor camat se-Indonesia secara virtual
Baca juga: Stafsus Mendagri: Tingkatkan disiplin terapkan protokol kesehatan
Baca juga: Kemendagri: 48 daerah belum susun aturan protokol COVID-19


"Pemahaman ini saya kira penting bagi kita semua karena rekan-rekan camat adalah pengambil kebijakan dan juga pelaksana kebijakan di lapangan di kecamatannya masing-masing," ujarnya.

Tito menegaskan kesadaran terhadap protokol kesehatan harus dibangun, misalnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak, serta menghindari kerumunan-kerumunan.

Dalam konteks tersebut, peran camat sangat diperlukan, termasuk bisa membuat kebijakan yang terkait dengan penanggulangan dan pencegahan COVID-19.

Dalam kesempatan itu, Mendagri juga sempat menyinggung soal inovasi-inovasi yang dibuat pemerintah daerah dalam mencegah penyebaran COVID-19 yang sangat membantu dan menjadi instrumen untuk mencegah misalnya kerumunan massa.

Tidak lupa, Mendagri juga menekankan pentingnya pemerintah daerah untuk membuat peraturan daerah (perda) yang mengatur secara khusus tentang pencegahan COVID-19.

"Banyak sekali regulasi-regulasi yang bisa dibuat agar tidak terjadi kerumunan dalam perang kita menghadapi pandemi COVID-19 ini," katanya.

Diakui Tito, tidak mudah untuk membuat masyarakat Indonesia yang jumlahnya 270 juta jiwa mengikuti apa yang disarankan untuk mencegah penularan COVID-19 sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak.

"Buat tempat cuci tangan sebanyak-banyaknya, dibuat baik oleh pemerintah maupun bagi mereka yang mampu di semua jalan atau gang dan lain-lain. Dan saya menghargai upaya dari beberapa desa dan kelurahan yang membuat Kelurahan tangguh anti-COVID-19, Desa tangguh anti-COVID-19," kata Mendagri.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020