Kemitraan dan kolaborasi adalah kunci untuk mencapai inovasi yang berkelanjutan
London (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar Swedia di Indonesia dan didukung KBRI Stockholm berupaya membangun kemitraan pendidikan dan industri dengan mengadakan diskusi virtual membahas masalah itu, Kamis.

Diskusi itu membahas praktik terbaik mengenai kemitraan antara pemerintah-akademisi-swasta dalam mendukung penciptaan sumber daya manusia unggul dan terciptanya "link-and-match" antara industri dan universitas.

Diskusi dibuka oleh pembicara kunci Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu, Ngurah Swajaya yang mengatakan diskusi itu sangat aktual di mana aspek pengembangan SDM merupakan salah satu fokus utama Pemerintah RI.

"Diharapkan agar diskusi ini dapat lebih mengelaborasi konsep 'triple helix' di mana fokus kerja sama antara pemerintah, industri, dan universitas dapat mendorong terwujudnya kemitraan antara pendidikan dan industri." ujar Ngurah.

Baca juga: Indonesia, Swedia akan perkuat kerja sama bidang teknologi dan SDM

Berpartisipasi juga Dubes Swedia untuk Indonesia, Marina Berg dan Menteri Perindustrian RI yang diwakili Kepala Badan Pengembangan SDM Industri Eko SA Cahyanto.

"Industri harus didukung oleh SDM yang mumpuni, untuk itu Kemenperin membuat program pengembangan SDM industri yang antara lain memusatkan kepada sertifikasi, pelatihan, dan link-and-match antara pendidikan dan industri." ujar Eko.

Bertindak sebagai salah satu pembicara adalah Duta Besar RI ("designate") Untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Kamapradipta Isnomo. Swedia memiliki pondasi penerapan "triple helix" yang kuat.

Dari sisi Pemerintah, Swedia memiliki institusi VINNOVA yang mendukung inovator baru dalam sektor industri kecil dan menengah untuk masuk pasar dan "go global".

"Dari sisi industri, perusahaan Swedia aktif berkolaborasi dengan universitas dalam sektor R&D pada ide dan produk baru. Sedangkan dari sisi universitas, aktif mengimplementasikan pembelajaran yang berfokus pada teori dan praktek, menanamkan budaya pengajaran interaktif, pemikiran inovatif mencari solusi baru, dan menumbuhkan kewiraswastaan mahasiswa." ujar Kama.

Baca juga: Tarian Minang meriahkan Lund Kulturnatten 2020 di Swedia

"Kemitraan dan kolaborasi adalah kunci untuk mencapai inovasi yang berkelanjutan. Diharapkan dalam masa yang akan datang, kerjasama RI-Swedia dalam triple helix dapat terus ditingkatkan,” lanjut Kama.

Selain itu, tiga orang diaspora dan mahasiswa Indonesia di Swedia, yaitu Dr. Basuki Priyanto, dr. Gusti Adintya Putri, dan Ketua PPI Swedia, Annusyirvan Ahmad Fatoni turut berbagi pengalaman mengenai belajar dan bekerja di Swedia/perusahaan Swedia.

Dr Basuki merupakan peneliti dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang komunikasi nirkabel dengan lebih dari 150 hak paten atas namanya. "Swedia adalah negara yang memiliki sistem yang baik dengan 'work-life balance' yang sangat baik," katanya..

Baca juga: Presiden Jokowi dorong industri dan pendidikan vokasi bersinergi

Kultur kerja utama di Swedia adalah "flat hierarchy", tepat waktu, pemisahan antara "work and private life", menghindari konflik dan kompetisi dan mengutamakan tim kerja dan Lagom, yaitu hidup yang sederhana dan minim tekanan sosial, ujar Basuki.

Pembicara lain dalam diskusi adalah Trade and Investment Commissioner, Business Sweden Jakarta, Erik Odar; wakil dari Politeknik Citra Widya Edukasi, Ahmad Mahfud, wakil dari ITS Surabaya, Dr. Eng. Dhany Arifianto, Vice President Ericsson Indonesia, Ronni Nurman; dan wakil dari PT. SKF Industrial Indonesia, Kelik Adi diskusi dimoderatori oleh Direktur Eropa 2 Kemenlu RI, Hendra Halim.

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan juga penandatanganan MoU Kerja Samaantara PT. SKF (Swedish: Svenska Kullagerfabriken) Industrial Indonesia dan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Selain itu juga diumumkan mengenai kemitraan industri dan lembaga pendidikan yaitu SKF Training Ecosystem dan soft launching Portal Sweden-Indonesia Connect oleh Kedubes Swedia.

Baca juga: Hipmi: Peningkatan pendidikan vokasi dorong penyerapan tenaga kerja

 

 

 

 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020